Antisipasi Kejahatan Siber, Kemenkominfo Edukasi Seribu Warga Sikka Mengenai Perlindungan Data Pribadi
Bila dibandingkan dengan survei periode sebelumnya, tingkat penetrasi internet Indonesia pada tahun ini mengalami peningkatan sebesar 1,17 persen.
Dosen Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero, Yohannes De Brito Nanto menjelaskan, transformasi digital membuat data pengguna menjadi tambang baru yang bernilai tinggi.
Baca Juga : 4 Pilar Literasi Digital Agar Netiket Berjalan Masif
Penyalahgunaan data pribadi dapat menyebabkan kerugian ekonomi hingga menjadi ancaman bagi ideologi negara. Yohannes menambahkan, “Dengan menjaga keamanan data pribadi, berarti turut mencegah aksi kriminalitas.”
Pendapat senada juga dikemukakan oleh Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Nusa Nipa, Rini Kartini. Menurut Rini, masyarakat perlu memahami perbedaan data pribadi yang bersifat umum dan khusus.
Baca Juga : Elemen Non Pemerintah Harus Turut Sukseskan Literasi Digital
“Pelindungan data pribadi pertama berasal dari individu subjek data. Maka dari itu, setiap orang harus sadar serta paham data pribadi mana saja yang boleh mereka bagi dan yang perlu mereka tutupi,” ujar Rini.
Kesadaran untuk menjaga keamanan data pribadi juga diungkap CEO Next Generation Indonesia, Khemal Andrias. Ia memberikan tips untuk rutin mengganti pasword semua akun serta tidak sembarangan mengakses link yang dibagikan.
Baca Juga : Anak Muda Harus Melek Literasi Digital untuk Cegah Penyebaran Misinformasi
“Bila dimanfaatkan dengan baik, digitalisasi merupakan kunci pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” pungkas Khemal.
Kegiatan yang disambut antusias oleh warga Sikka ini terlihat dari puluhan organisasi, komunitas, universitas dan sekolah yang hadir. Diantaranya, Komunitas KAHE, Asosiasi UMKM, Forum Anak Sikka, PMI, GMNI, ANSOR, Pemuda Muhammadiyah, OMK Paroki sejumlah Gereja Katolik, dll. [*]
- Editor : Fatkhurrohim