Apresiasi Jerman Terhadap Kepemimpinan Indonesia di Kawasan Indo-Pasifik
WARTAEVENT.com – Jakarta. Pada hari Senin, 21 Oktober 2024 Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kementerian Luar Negeri, Dr. Yayan G.H. Mulyana didampingi para pejabat di lingkungan Kemlu RI telah menerima kunjungan Delegasi Akademi Kebijakan Keamanan Jerman (German Federal Academy of Security Policy – BAKS). Delegasi Jerman yang terdiri dari 22 pejabat dan pengusaha terkemuka Jerman tersebut dipimpin oleh Mayor Jenderal Wolf-Jurgen Stahl, Ketua BAKS.
Kunjungan BAKS ke Indonesia merupakan muhibah puncak setelah rombongan Jerman tersebut bertandang ke 2 negara anggota ASEAN lainnya, yaitu Vietnam dan Filipina. Kepala BSKLN Kemlu didampingi oleh Direktur Eropa 2, Winardi Hanafi Lucky, Kepala Pusat SKK Amerika dan Eropa Kemlu, Spica A. Tutuhatunewa, Dubes Bagas Hapsoro (mantan Deputi Sekjen ASEAN) dan para pejabat lainnya.
Baca Juga : Acara Bedah Buku dan Seminar Nasional ASEAN Berlangsung Sukses di Universitas Hazairin Bengkulu
Dalam menyampaikan hubungan bilateral Indonesia-Jerman, Direktur Eropa 2 Kemlu, Winardi Hanafi Luckyi menyatakan bahwa kerjasama antara Indonesia dengan Jerman yang semakin meningkat. Kedua negara memiliki kemitraan yang komprehensif dan melaksanakan komitmen untuk manfaat timbal-balik.
Perjanjian perdagangan, pendidikan dan kerjasama pertahanan dan keamanan selama beberapa tahun terakhir meningkat secara pesat. Jerman adalah salah satu mitra Indonesia untuk pengadaan perlengkapan militer.
Baca Juga : Kualitas SDM Jadi Prioritas, Indonesia Lanjutkan Komitmen Implementasi ASEAN MRA-TP
Menurut Direktur Winardi Hanafi Lucky, diskusi bilateral kali ini sangat bermanfaat untuk membahas masalah politik keamanan, dan pembangunan yang berkelanjutan dengan scope kawasan yang lebih luas mengingat peranan penting kedua negara di kawasan masing-masing.
Sebagai negara anggota ASEAN, Indonesia selalu menjaga dan ikut mengawasi terwujudnya perdamaian serta tumbuhnya demokrasi di kawasan. Indonesia, tahun lalu dalam kedudukannya sebagai Ketua ASEAN secara intensif telah mengadakan pertemuan dengan sejumlah pemangku kepentingan utama Myanmar guna mendorong implementasi Konsensus Lima Poin dan mewujudkan dialog inklusif untuk mencapai solusi politik atas krisis di negara tersebut.
Ditambahkan oleh Direktur Eropa 2 Kemlu tersebut bahwa Indonesia juga bermaksud memajukan prinsip, visi utama ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP) adalah menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera dengan ASEAN yang berperan sebagai aktor pendorong utama.
AOIP menyepakati kerja sama pada empat bidang, yaitu (i) kemaritiman, (ii) konektivitas, (iii) UN Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, dan (iv) ekonomi dan area kerja sama lainnya seperti South-South Cooperation, trade facilitation and logistic infrastructure, digital economy, pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), riset dan inovasi, perubahan iklim, dan lain-lain.
Baca Juga : Menlu Retno: Hasil KTT ASEAN 2023 Dipastikan Konkret dan Bermanfaat
Saat ini, negara-negara mitra ASEAN, khususnya yang tergabung dalam East Asia Summit (EAS), termasuk Amerika Serikat, Australia, India, Jepang, Republik Korea, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Rusia, dan Uni Eropa telah memberikan sambutan positif terhadap AOIP.
Dukungan negara-negara mitra ASEAN tersebut menjadi modalitas yang sangat penting dalam memposisikan netralitas AOIP sebagai alat redam terhadap nuansa strategic distrust secara global dan kecenderungan rivalitas politis zero-sum serta mengalihkannya menjadi semangat kolaborasi melalui pendekatan yang konsisten dengan norma-norma dan prinsip-prinsip dalam Piagam ASEAN.
Baca Juga : Ini Tiga Hal Penting Keketuaan ASEAN Indonesia
Selanjutnya dalam menyampaikan sambutannya, Kepala BSKLN, Yayan G.H. Mulyana menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Jerman yang selalu memperhatikan dan memberikan pengamatan terhadap dinamika regional termasuk di kawasan Indo-Pasifik.
Kepala BKSLN menyatakan bahwa Körber Stiftung, sebuah think tank ternama di Jerman yang pernah memuat artikel Menlu RI, Retno Marsudi, dalam salah satu publikasinya yaitu The Berlin Pulse Edisi 2023/2024, menerbitkan sebuah laporan mengenai emerging middle powers.