Apresiasi Jerman Terhadap Kepemimpinan Indonesia di Kawasan Indo-Pasifik
Laporan berjudul ‘Listening beyond the echo chamber’ memuat analisis dari survei terhadap hampir 1000 pakar dari tiga negara berkembang (India, Brasil, dan Afrika Selatan/IBSA) serta Jerman sendiri.
Körber mendefinisikan emerging middle powers dengan definisi yang cukup longgar yaitu negara-negara yang memiliki pengaruh regional yang besar serta kepercayaan diri dan ketegasan yang semakin meningkat.
Baca Juga : Naiknya Antusiasme Mahasiswa Terhadap ASEAN
Disebutkan pula bahwa BKSLN telah menyusun Policy Brief. Policy Brief ini disusun dari hasil diskusi dari serangkaian pertemuan pada kunjungan kerja Kepala BSKLN ke Berlin, Jerman, pada 13-14 Mei 2024 antara lain pertemuan Policy Planning Dialogue (PPD) Indonesia-Jerman, 1,5 Track Breakfast Dialogue yang diselenggarakan oleh SWP dan BRIN dan pertemuan dengan Körber Stiftung di Jakarta, 2 Mei 2024 dan Berlin, 14 Mei 2024.
Yayan G.H. Mulyana menyatakan bahwa hasil survey dari Korber menunjukkan bahwa hasil survei menunjukkan persepsi tantangan yang berbeda-beda di Afrika Selatan, Brasil, dan India (troika G20) dan Jerman. Antara lain 73% responden India memandang negatif pengaruh global Tiongkok; kemudian 38% responden di Brasil paling sering menyebut iklim dan lingkungan sebagai tantangan kebijakan luar negeri; 62% responden di Afrika Selatan mendukung ekspansi BRICS; 91% responden di India, Brasil dan Afrika Selatan (IBSA) ingin lebih banyak kursi di DK PBB. Selanjutnya 40% responden di IBSA melihat kekuatan dunia terpecah antara AS dan Tiongkok.
Baca Juga : Kepemimpinan Indonesia Pada ASEAN 2023
Yayan menjelaskan bahwa Indonesia belum dimasukkan dalam survei kali ini, namun direncanakan akan dilibatkan dalam periode laporan yang akan datang.
Mayjen Wolf-Jurgen Stahl: Indonesia selalu konsisten dan memegang teguh komitemn dalam perdamaian di wilayah regionalnya.
Dalam menyampaikan pidato balasannya, Ketua BAKS, Mayor Jenderal Wolf-Jurgen Stahl menilai bahwa Indonesia selama ini selalu konsisten dan memegang teguh komitmennya dalam perdamaian dan keamanan di wilayah regionalnya.
Jerman sebagai negara yang mempunyai kepentingan besar di Uni Eropa sering melakukan konsultasi dengan negara-negara UE lainnya. Negara-negara ini telah menyampaikan keprihatinan mereka di panggung global selama beberapa dekade khususnya sikap negara-negara adi daya lainnya.
Baca Juga : Gelar Gathering Alumni yang Ketiga, ASEAN Foundation Fokus Pengembangan Keterampilan Masa Depan
Disampaikan oleh Jerman bahwa peranan Indonesia sangat terasa dan direfleksikan dalam kepemimpinannya pada ASEAN dan G-20. Kepemimpinan di kedua organisasi regional dan mendapat tanggapan positif tidak saja dari mitra dialog tetapi juga negara adi daya yang selama ini turut memberikan pengaruh pada hubungan ekonomi dan politik di kawasan Asia Pasifik.
Terhadap perkembangan demikian Mayor Jenderal Wolf-Jurgen Stahl mengajak Indonesia untuk terus mengamati melakukan langkah2 penting tidak saja untuk kepentingan ASEAN dan Uni Eropa tetapi juga untuk dunia.
Baca Juga : 15th ASEAN Health Ministers Meeting : ASEAN Akui Sertifikat Vaksinasi Covid-19
Diskusi diteruskan dengan tanya jawab dari para peserta BAKS. Topik yang menjadi perhatian adalah tentang perubahan iklim, teknologi, investasi dan pendidikan.
Menurut delegasi Jerman lainnya Indonesia memerlukan upaya yang lebih strategis, terukur dan berkelanjutan dalam memperkuat penetrasi produk ekspor Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan utama pasar Jerman.