ARTOTEL Thamrin Jakarta Turut Kampanyekan Program “Like a Local” untuk Pengalaman Menginap yang Autentik
Dan, keuntungan lainnya adaah, Poin Loyalitas: Anggota dapat mengumpulkan poin yang bisa ditukarkan dengan berbagai hadiah eksklusif, termasuk pengalaman menginap atau voucher untuk kegiatan lokal yang menarik.
Sebagai bagian dari kampanye “Like a Local”, Double Chin Restaurant & Bar, ARTOTEL Thamrin Jakarta, menyajikan berbagai menu kuliner lokal yang menggugah selera untuk tamu yang ingin mencicipi cita rasa khas Indonesia, antara lain; Nasi Uduk Kebon Kacang (Rp85.000++): Nasi gurih dengan santan, disajikan dengan ayam goreng, tempe orek, dan sambal kacang khas.
Baca Juga : ARTOTEL Yogyakarta Raih Penghargaan Best General Manager of The Year di Artotel Group Leaders Summit 2024
Ada juga menu, Sate Taichan Sabang (Rp85.000++): Sate ayam bakar tanpa bumbu kacang, dipadukan dengan sambal pedas yang segar. Kemudian, Soto Betawi Bang Jaul (IDR 95.000++): Soto kuah santan kental dengan isian daging sapi, paru goreng, dan pelengkap seperti emping dan acar.
Mie Ayam Gondangdia (Rp65.000++): Mie kenyal khas Gondangdia, disajikan dengan ayam kecap gurih, bakso, dan sayuran segar. Nasi Goreng Kambing BS (Rp95.000++): Nasi goreng rempah dengan potongan daging kambing empuk yang aromatik.
Selain itu, tersedia pilihan minuman khas kuliner lokal, seperti; Sarsaparilla (Rp50.000++): Minuman bersoda manis yang menyegarkan, favorit era 70-an. Pink Balinese (Rp100.000++): Mocktail dengan perpaduan rasa buah tropis dan sentuhan sirup tradisional khas Bali. Dan Cream Rujak (Rp50.000++): Minuman segar dengan rasa rujak pedas manis, cocok untuk menutup santapan.
Director of Marketing Communications Artotel Group, Yulia Maria, menyatakan melalui kampanye ‘Like a Local’, pihaknya ingin memberikan lebih dari sekadar tempat menginap bagi tamu. ARTOTEL Group ingin para tamu merasakan kota melalui kacamata orang lokal—dengan menikmati budaya, kuliner, seni, dan tradisi khas setiap destinasi.
Baca Juga : ARTOTEL Thamrin Jakarta Merayakan Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan Nuansa Dekade 80-90an
“Selain itu, kampanye ini membuka peluang bagi tamu untuk lebih terhubung dengan masyarakat setempat, mendalami kehidupan sehari-hari, dan berkontribusi pada pelestarian serta pengembangan budaya lokal di setiap kota,” pungkas Yulia. (*)
- Editor : Fatkhurrohim