News

Bagai Pisau Bermata Dua, Bijaklah Memanfaatkan Fasilitas PayLater

WARTAEVENT.com – Tuban.  PayLater menjadi salah satu fitur pembayaran yang banyak digunakan di marketplace saat ini. Fitur ini memudahkan pengguna untuk mendapatkan barang terlebih dahulu kemudian dibayar pada bulan selanjutnya.

Marketplace ini mendorong financial technology berkembang sangat pesat, seperti e-wallet dan PayLater ini,” tutur Andri Putrajaya seorang Excecutive Assistant Manager – JW Marriot Hotel Jakarta, selaku pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Selasa (10/8/2021).

Pemahaman terkait PayLater sendiri merupakan fasilitas keuangan yang memungkinkan metode pembayaran dengan cicilan tanpa kartu kredit dan merupakan salah satu fasilitas dari perusahaan fintech. Fasilitas PayLater ini banyak terintegrasi dengan marketplace dan e-commerce di Indonesia.

Andri memaparkan, dominasi PayLater di Indonesia ditempati brand ternama. Di antaranya, OVO, GoPay, Traveloka, ShopeePay, dan Kredivo. Pemilihan brand penyedia jasa PayLater ini didasari oleh beberapa alasan masing-masing individu. Namun, kebanyakan masyarakat memilih brand penyedia fitur PayLater karena alasan cocok dengan kebutuhan mereka sehari-hari.

Cara kerja dari fitur PayLater ini dalam penjelasa Andri dapat dikatakan cukup mudah. Setiap pengguna bisa langsung mendaftar melalui platform yang menyediakan fitur PayLater. Kemudian, user harus menyetujui syarat dan ketentuannya.

“Ketika mau memulai menggunakan PayLater ini, dibaca terlebih dahulu syarat dan ketentuannya seperti apa. Jadi, tidak kaget saat menggunakannya,” tambahnya.

Sama seperti kebanyakan teknologi, PayLater juga bisa dianalogikan layaknya dua mata pisau. Tergantung bagaimana kita menggunakannya. PayLater ini sangat nyaman dan mudah digunakan, tidak ada biaya tambahan jika selalu bayar tepat waktu, dan tersedia di beberapa retail online.

Akan tetapi, negatifnya penggunaan PayLater ini mendorong perilaku konsumtif seseorang. Sulit untuk melakukan pengembalian uang apabila barang yang kita mau tidak sesuai, dan bisa jadi bunganya lebih tinggi dibanding penggunaan kartu kredit.

Di era digital saat ini memang gangguan tidak bisa dihindari, termasuk ketika kita menggunakan platform. Jadi, akan selalu ada kemungkinan buruk dan risiko dari penggunaan teknologi. PayLater dapat menjadi salah satu fasilitas transaksi dan alat pembayaran yang aman saat penggunanya memakai dengan bijak dan berhati-hati.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Selasa (10/8/2021) juga menghadirkan pembicara, Agus Wardhono (Dosen FKIP Universitas Ronggolawe Tuban), Sujito (Kepala Sekolah Berprestasi Nasional SMA Negeri 1 Soko Tuban), Ayrton Eduardo Aryaprabawa (Digital Marketing & Branding Strategist), dan Apsari Siwi.

Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *