News

Baik dan Jeleknya “Ternak” Buzzer Politik

WARTAEVENT.com – Surabaya. Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo RI) menyelenggarakan 1.251 kegiatan webinar Literasi Digital melalui aplikasi zoom dari bulan Mei hingga Desember 2021 mendatang.

Kegiatan Literasi Digital ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital, peningkatan kapasitas, awareness, dan diseminasi pemanfaatan teknologi digital agar masyarakat dapat memanfaatkan internet dengan benar dan bertanggung jawab.

Penyelenggaraan Kegiatan webinar Literasi Digital di Jawa Timur I kali ini diselenggarakan di Kota Surabaya pada hari ini Senin (19/07/2021) dengan mendatangkan 4 narasumber yaitu Achmad Hidayat, Ir. Andre Parvian Aristio, S.Kom., M.Sc., Dr. (c) Havid Han, M.M., Bagaskoro, S.Kom., MM.  dan Anindito Wisnu Sampurno (KOL

Pada acara kali ini, tema yang diangkat adalah “Do and Donts di Platform Digital”. Dan diikuti oleh 604 peserta. 

Salah satu pertanyaan yang ditujukan kepada narasumber Achmad Hidayat adalah, apakah peran buzzer politik sosial budaya yang beredar saat ini sangat mempengaruhi jalannya arus di Indonesia? Serta bagaimana peran pemerintah mengendalikan buzzer tersebut. 

Dan pada saat itu Achmad Hidayat langsung memberikan jawaban Ada fenomena apabila pemerintah mengeluarkan kebijakan, lalu mengkritik dan membela dikatakan buzzer, padahal tidak semua dikatakan buzzer. Jadi bisa dilihat dari akunnya. 

Selama itu tidak melanggar ketentuan2 UU ITE tidak bisa ditindak, harus berlandaskan etika dan norma. Pengawas yang paling ampuh adalah masyarakat, semakin mereka kritis, mereka bisa memfilter informasi yang faktual, baik. 

Paling efektif untuk membangun pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap arus peredaran informasi. Fanatisme pada satu sosok tidak boleh, harus terukur, melihat tujuan dan dikomparasikan dengan yang lain. Jangan sampai membelah masyarakat.

Tujuan utama Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar webinar Literasi Digital ini karena diharapkan masyarakat Indonesia pada akhir tahun ini mencapai 10 juta orang terliterasi dan diharapkan meningkat menjadi 50 juta orang di tahun 2024 mendatang.

Literasi Digital yang mengakat tema besar Indonesia Makin Cakap Digital ini membahas 4 pilar utama Literasi Digital yakni, budaya bermedia (digital culture), aman bermedia (digital safety), etis bermedia (digital ethics) dan cakap bermedia digital (digital skills). [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *