Bali, Naik Satu Tingkat sebagai Destinasi Paling Populer di Asia Pasifik
wartaevent.com – Jakarta. Lima destinasi paling populer di Asia Pasifik bagi wisatawan mancanegara – Bangkok, Singapura, Kuala Lumpur, Tokyo, dan Seoul – menyambut lebih dari seperlima atau 22 persen dari total wisatawan yang menginap di 161 kota dan pusat regional teratas di kawasan Asia Pasifik sepanjang tahun 2018.
Hal ini diungkapkan oleh Asia Pacific Destinations Index (APDI) Mastercard, bagian dari Global Destination Cities Index (GDCI) di tingkat regional.
Baca Juga : Bank Indonesia Rilis Digitalisasi Transaksi Destinasi Wisata di Bali
Pada tahun 2018, Asia Pasifik menerima 342,2 juta kunjungan wisatawan mancanegara, baik yang melakukan perjalanan bisnis maupun berlibur, naik dari 159,1 juta wisatawan di tahun 2009. Angka tersebut menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) total wisatawan yang berkunjung ke wilayah Asia Pasifik sebesar 8,9 persen dalam kurun waktu sembilan tahun.
Selama periode yang sama, total pengeluaran para wisatawan yang berkunjung ke Asia Pasifik meningkat lebih dari dua kali lipat, naik dari USD 117,6 miliar menjadi USD 281,1 miliar, atau setara dengan 10,2 persen tingkat pertumbuhan tahunan majemuk.
Bali, Indonesia berhasil meningkatkan posisinya dari posisi kesepuluh di tahun 2017 menjadi posisi kesembilan di tahun 2018, dengan total jumlah wisatawan yang datang untuk bermalam sebesar 8,3 juta.
Jumlah tersebut menunjukkan CAGR total wisatawan yang berkunjung ke Bali sebesar 12,3 persen dalam sembilan tahun terakhir. Sementara itu, total pengeluaran para wisatawan mancanegara yang datang ke Bali mencapai USD 8,9 miliar atau setara dengan 12,1 persen CAGR.
Baca Juga : Bali Menempati Urutan ke 7 Sebagai Kota Favorit Berlibur di Seluruh Dunia
Mayoritas wisatawan berasal dari Tiongkok Daratan (22,4 persen), Australia (19,3 persen), dan India (5,8 persen). Rata-rata wisatawan yang berkunjung ke Bali menghabiskan 8,6 malam dengan jumlah pengeluaran per hari sebesar USD 125. Sebanyak 96,7 persen wisatawan berkunjung ke Bali untuk berlibur, sementara 3,3 persen wisatawan berkunjung untuk tujuan bisnis.
Rupert Naylor, Senior Vice President, Data & Services, Asia Pasific, Mastercard, mengungkapkan, meskipun lanskap ekonomi, geopolitik, teknologi, dan sosial masyarakat dunia telah berubah secara drastis sejak Mastercard meluncurkan penelitian ini, terdapat satu hal yang tetap konsisten, yaitu keinginan banyak orang untuk menjelajahi dunia di luar negara asal mereka.
Baca Juga : Akibat Polemik “Zero Dollar Tour” Jumlah Kunjungan Wisman ke Bali Anjlok 50 Persen
Penting untuk dipahami bahwa bukan hanya bagaimana meningkatkan jumlah kunjungan akan membawa dampak positif bagi kota dan destinasi tujuan, tetapi juga tantangan yang muncul seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan tersebut.
“Laporan ini akan membantu pemerintah, merchants dan industri perjalanan global dengan informasi serta berbagai wawasan yang mereka butuhkan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat asal dan para wisatawan yang berkunjung,” ujar Rupet Naylor. [*]