Bangka Barat Kenalkan Kharisma Presiden Soekarno di Paket Wisata Kebangsaan
Wartaevent.com, Bangka Barat- Pengasingan nampaknya tak asing bagi para pemimpin negeri ini. Adalah Presiden Soekarno yang pernah merasakan penjara Sukamiskin Bandung, Ende di Flores, Bengkulu hingga Wisma Ranggam di Muntok Bangka. Hatta pun demikian, kengerian Boven Digul, Banda Neira hingga dinginnya udara Wisma Menumbing di Bangka pernah dia cicipi.
Pesanggrahan Mentok atau yang kini dikenal sebagai Wisma Ranggam, adalah tempat tinggal Bung Karno, KH Agus Salim, Ali Sastro Amidjojo dan M Roem selama pengasingan. Bung Karno dan Agus Salim menempati dua kamar di bangunan utama, sementara M Roem dan Ali Sastro Amidjojo menempati dua ruangan di sayap bangunan.
“Inilah salah satu karakter Soekarno yang menandakan, ia seorang yang sederhana. Seorang yang ingin selalu mendekatkan diri dengan rakyatnya. Bahkan diwilayah Mentok, Soekarno kerap mengajak rakyat Bangka berkeliling,” kata Ketua Mentok Heritage Community (MHC), Chairul Amri Rani.
Chairul menambahkan kesederhanaan Soekarno dapat dilihat di Wisma Ranggam. Dari kamar yang ditempatinya, bukanlah kamar mewah. Ia bahkan menempati kamar berukuran 5×5 meter, lebih kecil dari kamar yang ditempati Agus Salim.
Wisma Ranggam awalnya adalah rumah peristirahatan bagi pegawai perusahaan Bangka Tien Winning dari Belanda hasil rancangan Y Lokalo pada 1827. Di Wisma Ranggam ini dimulai lahirnya pembahasan isi perjanjian Roem-Royen yang mengatur perdamaian antara Indonesia dan Belanda.
Dan di sini pula Bung Karno menyerahkan surat kuasa kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX tentang pengembalian pusat kekuasaan pemerintahan Republik Indonesia, dari Yogyakarta kembali ke Jakarta.
Pada 5 Juli 1949, diumumkan pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta. Sehari setelahnya, Bung Karno, Bung Hatta, dan para tokoh nasional meninggalkan Bangka untuk kembali ke Yogyakarta.
Tak salah jika peristiwa peristiwa terkait dengan Soekarno dan perjalanan sejarah Indonesia ini, oleh Pemkot Bagka Barat dikemas menjadi Wisata Kebangsaan.
Untuk sementara dirintis terlebih dulu napak Tilas mengenang kembali aktifitas Soekarno dan beberapa pemimpin lainnya. Napak tilas dimulai dari Pesanggrahan Muntok menyusuri pantai menuju Tanjung Kalian untuk berekreasi bersama pada tahun 1949 silam.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Fadjri Jagahitam menambahkan bahwa Propinsi Bangka Belitung sangat mendukung apalagi Propinsi menetapkan induk pariwisata dari Bangka Barat yang sudah menguatkan destinasi sejarah.
“Bangka Barat khususnya wilayah Mentok, kuat dengan wisata sejarah. Mentok sangat lekat dengan Soekarno dan Hatta. Ditempat inilah Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia melalui perjanjian Roem-Royen,” ujar Fajri