Bedah Menoreh, Jalur Sutera Pariwisata Kulon Progo
Warta Event – Kulon Progo. Selain mendengungkan Jual dan Beli Kulon Progo sebagai bentuk memproteksi segala potensi ekonomi daerahnya, kini Kulon Progo pun melirik dan memaksimalkan potensi pariwisatanya.
Bedah Menoreh, seolah menyuarakan Jalur Sutera sebagaimana jalur rempah yang kesohor hingga belahan dunia. Nama Menoreh pun sebenarnya nama besar bagi para sastrawan Indonesia. Semangat ini yang diupayakan Kulon Progo untuk melambungkan Kulon Progo dalam menjual potensi pariwisatanya.
Bedah Menoreh adalah jalur sepanjang 60 kilometer dan menjadi satu-satunya akses yang mnghubungkan dari Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) ke destinasi Candi Borobudur, destinasi ikon untuk Joglo Semar (Jogja Solo Semarang).
Sutedjo, Wakil Bupati Kulon Progo, mengatakan, jalur Bedah Menoreh ini ditargetkan akan selesai hingga 2022. Dinamakan Bedah Menoreh, karena membelah perbukitan Menoreh. Projek ini sudah dimulai tahun 2016 lalu, dan telah menyelesaikan sepanjang sembilan kilometer.
“Akses Bedah Menoreh ini tidak dapat diselesaikan dalam setahun. Kita berharap, jalur ini dapat selesai dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (R7-2022,” ungkap wakil Bupati Sutedjo, saat menjamu rombongan Press Tour Forum Wartawan Pariwisata Indonesia (Forwapar) yang didampingi rombongan Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata Jum’at lalu (4/11/2017) lalu di Kantor Pemda Kulon Progo.
Wabup Sutedjo, menambahkan, nantinya, jalur Bedah Menoreh ini tidak hanya akan dinikmati oleh warga Kulonprogo. Warga-warga yang dilintasi jalur ini pun dapat memanfaatkan dengan memanfaatkan atraksi-atraksi wisata daerahnya.
“Jalur Bedah Menoreh tersebut akan menyentuh desa-desa yang terdapat obyek wisata. Diantaranya ada Waduk Sermo, Kali Biru, Kedung Pedut, Goa Kiskendo, Sendratari Sugriwo Subali, Kebun Teh Tritis, Suroloyo, Sendang Sono, hingga Samigaluh,” katanya.
Sementara itu Kepala Dukuh Nglinggo Barat, Kecamatan Samigaluh, Teguh Kumoro mengatakan, masyarakat sangat antusias dengan keberadaan jalur Bedah Menoreh. Ia menyebut akses tersebut akan melintasi desanya sehingga bisa meningkatkan jumlah kunjungan ke kawasan desa wisata Nglinggo.
“Kami merasa diuntungkan dengan jalur tersebut. Untuk itu kami terus membenahi serta memperbaiki sarana dan prasarana pendukung Di desa wisata Nglinggo, khususnya atraksi serta infrastruktur,” katanya.
Teguh juga menyebut, saat ini desa wisata Nglinggo terus berbenah, berbagai atraksi terus dipersiapkan bagi wisatawan. Seperti belajar tari lengger, melihat proses pembuatan teh hingga pembuatan kopi.
“Bagi wisatawan yang tinggal di homestay. Bisa belajar membuat teh dan kopi, mulai cara memetik, memproses minuman hingga dihidangkan. Bagi wisatawan yang menginap tiga malam, mereka dapat melakukan kegiatan seperti belajar menari Lengger hingga ikut melakuan pementasan,” katanya. [Fatkhurrohim/photo by Sendy]