Begini Outlook Industri MICE Indonesia Tahun Depan
“Pemerintah harus sudah meminimalisir penyelenggaran event online dan hybrid, mungkin prosentasenya 10 persen untuk online, kemudian hybrid antara 20-30 persen, sisanya kembali ke event fisik dengan adaptasi yang baru mulai dari new format dan digital insert,” tegasnya.
Baca Juga : Kemenparekraf dan Kapolri Pastikan Protokol CHSE Diterapkan pada Industri Event dan MICE
Jika pemerintah masih berkutat pada event daring maka ekonomi tidak akan bergerak. Sementara di luar negeri sudah mulai ada pergerakan yang lebih baik. “Hulu dan Hilir industri MICE Indonesia harus sudah bergerak,” pungkas Andre.
Kemenparekraf Harus Cepat Bertindak
Hal senada pun diutarakan oleh Iqbal Alan Abdullah Ketua INCCA. Ia mengatakan, hal pertama yang harus dilakukan adalah merubah mental. Menghilangkan rasa takut mengganti dengan rasa berani dan optimis. Jangan hanya menunggu dan menunggu.
“Indonesia adalah negara besar, dengan jumlah penduduk besar. Ini adalah market yang besar dan seksi untuk industri MICE. Betapa negara asing ingin masuk dan menggelar pameran di sini. Karena Indonesia adalah pasar yang seksi bagi mereka,” ucap Iqbal.
Baca Juga : Dyandra Promosindo Terus Melengkapi Teknologi Untuk Penyelenggaraan Event MICE
Sudah selayaknya, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melakukan hal yang sama dan berfikir serius dalam menatap industri MICE Indonesia di tahun depan secara positif pula. Karena bagaimanapun pelaku industri MICE itu berada dalam naungannya.