Begini Peran Perempuan dalam Membangun Indonesia dari Desa
Kedua kelompok tersebut mewajibkan para anggotanya untuk menanam tumbuhan yang nantinya akan digunakan sebagai bahan pokok pewarna. Misalnya saja, kayu ulin yang sudah mulai langka.
Selain memproduksi tekstil, kedua kelompok ini juga menurunkan ilmunya dengan mengajarkan cara produksi serta pemasaran produk. Desa pun menjadi lebih baik dan bangkit perekonomian masyarakatnya. Di sisi lain, alam pun tetap terjaga karena ekosistem gambutnya dipelihara.
Baca Juga : Merayu Wisatawan Indonesia, Korea Kampanyekan Muslim Friendly
Selain kelompok Eco Teratai dan kelompok Aneka Karya Sasirangan, ibu-ibu di desa Alusi Batjas dan desa Lorwembun, Kecamatan Kormomolin, Kabupaten Kepulauan Tanimbar,
Ibu-ibu itu berpartisipasi secara sukarela dalam pembangunan desanya. Mereka ingin pembangunan cepat selesai dan desanya aman dari banjir serta dampaknya. Para ibu membantu dengan tangkas dan tekun agar talud cepat selesai.
Dari Rumah, Perempuan NTT Mampu Melestarikan Budaya
Di Nusa Tenggara Timur, perempuan juga membangun desa dengan melestarikan budaya tenun. Ibu-ibu di Desa Lewokluok, Kecamatan Demon Pagong, Kabupaten Flores Timur, membangun sebuah Rumah Tenun Lewokluok.
Rumah tenun digunakan untuk memberikan edukasi dalam membuat tenun ikat. Sarung tenun adalah pakaian adat wajib dalam budaya lamaholot, yang dipakai saat pernikahan adat atau upacara kematian.