Benarkah Era Pemesan Akomodasi Melalui OTA Akan Berakhir?
Hal ini selaras dengan temuan dari Inventue-Alvara pada Februari 2023 yang menyebutkan sebanyak 80 persen Masyarakat Indonesia setuju, bahwa memesan hotel secara langsung melalui sales atau website hotel jauh lebih murah daripada lewat OTA.
“OTA yang dulu terkenal murah karena menawarkan tiket jauh lebih murah dan banyaknya promo, kini harganya mulai melambung. Alasannya ‘Era Bakar Duit” di kalangan startup telah berakhir,” lanjutnya.
Baca Juga : Hadiri Undangan PBB di New York, Menparekraf Sandiaga Uno Bahas Ini
Mereka (OTA) lanjut Nia berdasarkan hasil riset, harus mulai fokus meraih profit (going profit) untuk meraih kepercayaan investor. Alhasil demi profit mereka harus mengurangi promo dan menambahkan biaya layanan.
OTA juga mulai mengenakan komisi bagi hotel-hotel mitranya. Keadaan itu membuat hotel ‘terjepit’. Ditambah power dan popularitas OTA yang punya pengaruh besar ke konsumen, karena OTA adalah pihak pertama yang berhubungan langsung dengan konsumen.
Baca Juga : Libur Lebaran: Pengeluaran Wisatawan Per Orang Sebesar Rp2,3 Juta, Jawa Masih Favorit
Karena itu hotel mulai melakukan ‘serangan balik,. Hotel-hotel melawan dengan strategi khusus. Kampanye hotel secara terang-terangan memasang iklan di websitenya, dengan memesan hotel lewat aplikasi hotel lebih murah 5 persen dari OTA.
Kondisinya sekarang jadi berbalik, ditambah fakta bahwa sumber daya OTA mulai kehabisan bensin. Benarkah, fenomena ini menjadi pertanda bahwa era OTA bisa saja mendekati akhir. (*)
- Editor : Fatkhurrohim
- Photo Utama : Freepik.com