Ekonomi

BIN Cigar Itu Bisnis yang Tidak Disengaja, Namun Mampu Ekspor ke 15 Negara

Proses melapisi tembakau untuk menjadi Cigar.

“BIN Cigar saat ini telah memiliki 24 jenama dan beberapa tahun belakangn sudah ekspor ke 15 negara. Saat ini BIN Cigar menjadi pemain terbesar kedua setelah Djarum di pasar tembakau modern,” urai Febri.

Kesuksesan BIN Cigar menjadi pemasok Cigar terbesar ke dua di dunia setelah Kuba, tidak terlepas dari proses menjaga kualitas rasa dan inovatif dalam mengembangkan produknya.

Baca Juga : Penikmat Wine, Jangan Lewatkan Event “The GREAT Wine & Dine Festival”

Bahkan demi menjaga kualitas tersebut, tim BIN Cigar rela menampuh jarak sekitar 18.076 KM ke Kuba untuk belajar menyamai kualitas Cigarnya.

“Kami menggunakan metode atau teknik ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Tahun 2000 awal kami belajar ke Kuba untuk menyamai Cigar yang mereka produksi. Kami berhasil meniru rasa Cigar dari Kuba. Bahkan kita bisa custom,” lanjut Febri.

Beberapa produk premium dari BIN Cigar, dimana box yang digunakan berasal dari UMKM.

Febri pun melanjutkan, BIN Cigar dan produsen Cigar asal Kuba sudah mengadakan perjanjian dalam hal proses meniru rasa. Bukan meniru bentuk dan merek. “BIN Cigar anti fake dan perjanjian ini legal,” tegasnya.

Untuk diketahui, lanjut Febri, bahwa BIN Cigar inipun melibatkan pelaku bisnis UMKM dalam membuat tempat atau kemasan Cigar untuk kemasan pembungkus, dan mempekerjakan puluhan ribu karyawan yang mayoritas perempuan.

Baca Juga : Menu Lidah Goreng Sapi Ini Gunakan Resep Tradisi Keluarga Turun Temurun

Bagaimana, kalian tertarik untuk mencoba Cigar? Untuk belajar mencoba Cigar kalian boleh mencoba jenis yang light, harganya Rp9 ribu per batang. Bagi yang sudah level penikmat, coba rasakan dan temukan sensasi harga Cigar yang per batangnya dibanderol Rp400 ribu. [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *