Cakap Digital Tak Hanya Kemampuan dan Pengalaman, Tapi Juga Jaga Etika dan Kesantunan
Sementara itu Mardiana Rusli, pemateri ketiga ini, memaparkan materi berjudul “Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi”. Mardiana menjelaskan, kehadiran jejaring sosial dan aplikasi pesan daring telah mengubah gaya komunikasi dari yang semula individu dan terbatas menjadi bersifat publik.
Ini merupakan tantangan dalam budaya digital karena mulai menipisnya pemahaman wawasan kebangsaan, maupun nilai kesopanan dan kesantunan. “Kebebasan berekspresi yang kebablasan, hingga berkurangnya toleransi, dan hilangnya batas-batas privasi,” tuturnya.
Wa Ode Amelia Nadine, sebagai narasumber terakhir, menyampaikan paparan berjudul “Dunia Maya dan Rekam Jejak Digital”. Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menjaga keamanan diri di internet, di antaranya mengelola jejak digital di media sosial, membangun reputasi daring secara positif, serta rutin mengganti kata sandi.
Rekam jejak digital yang buruk dapat mengganggu seseorang dalam meraih prestasi, misalnya ditolak perusahaan lantaran punya rekam jejak negatif pada akun media sosialnya.
Salah satu peserta, Relianton, bertanya tentang banyaknya anak-anak yang menggunakan kata-kata tak sopan di media sosial dan cara penanganannya.
Irwa R. Zarkasi mengatakan, diperlukan literasi yang efektif kepada anak atau adik lewat pemberian contoh yang baik. Selain itu, perlu pendampingan dan pengawasan kepada anak saat ia menggunakan internet.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. [*]