Candi Panataran, Candi Termegah dan Terluas di Jawa Timur
Warta Event – Blitar. Meskipun sempat istirahat tidur selama tiga jam di salah satu hotel berbintang di Surabaya, namun belum mampu mengusir rasa lelah dan pegal di badan ini. Karena pagi itu, pukul 03;30 kita harus melanjutkan perjalanan darat untuk sampai ke Blitar, Jawa timur
Pagi dini hari itu, kita seolah berkejaran dengan matahari untuk sampai ke Candi Panataran yang berlokasi di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.Setelah menempuh dua jam perjalanan, akhirnya kita pun sampai ke destinasi tersebut.
Hari itu kita memang masih kurang beruntung. Harapan untuk dapat momen sunrise dengan latar belakang Candi Panataran pupus sudah. Awan gelap masih setia menyelimuti langit Blitar. Meski demikian, kita tidak lantas patah arang untuk menggali informasi dan secercah cahaya dibalik rana lensa yang selalu kita bawa kemana-mana.
Satu jam menanti sunrise yang tak berujung, akhirnya kita pun berjumpa dengan Bondan Siswanto, Juru Pelihara Teladan Tingkat Nasional untuk Candi. Dari Bondan—begitu ia disapa, kita memperoleh data yang lumayan detail terkait dengan muasal Candi Panataran.
Bondan, yang pagi itu menjadi tour guide selama di kompleks Candi Panataran menjelaskan, bahwa Candi Panataran dibuat pada tahun 1242 Saka dalam penanggalan Hindu atau sekitar tahun 1320 Masehi. Bukti ini dapat ditemukan pada artefak yang berada di salah satu arca Dwarapala yang artinya penjaga pintu gerbang. Masyarakat setempat menyebut dengan nama reco pentung.
“Namanya saja penjaga pintu gerbang, maka arca itu pun digambarkan dengan sosok yang menyeramkan, seperti mata melotot, kemudian tangannya memegang gada (pentungan), rambut ikal, dan lain sebagainya,” ungkap Bondan Siswanto pada hari Minggu (21/01/2017) kepada para sejumlah jurnalis nasional yang tergabung Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar) dari Jakarta.
Ia kembali menerangkan, bahwa pada tahun 1242 diperintah oleh Kerajaan Majapahit dibawah kepemimpinan Kolo Gemet yang bergelar Jaya Negara putra dari Raden Wijaya. Candi Panataran merupakan Candi bagi penganut Agama Hindu dan menjadi termegah serta terluas di Jawa Timur.
Candi yang berada di ketinggian 450 Mdpl ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara Kabupaten Blitar. Di dalam kompleks area candi ini terdapat prasasti Palah atau berarti suci ini diperkirakan dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kadiri sekitar tahun 1200 Masehi.
Dalam kitab Nagarakertagama yang ditulis pada tahun 1365, candi ini disebut sebagai bangunan suci yang dikunjungi Raja Hayam Wuruk. Tata letak candi ini berbeda dengan candi pada langgam Jawa Tengah, misalnya Candi Sewu yang disusun dalam pola mandala konsentrik.
Candi Panatran memiliki pola susunan linear sebagaimana ciri khas candi pada langgam Jawa Timur yang berkembang mulai dari jaman kerajaan Kadiri hingga Majapahit. Adapun luas area komplek Candi Panataran ini seluas 12.946 meter persegi berjajar membujur dari barat laut ke timur dan tenggara.
Komplek Candi Panataran, kata Bondan, dibagi menjadi tiga bagian yakni bagian depan, tengah dan elakang.dan dipisahkan oleh dua dinding. Disebelah kiri bagian pertama (pintu gerbang) terdapat bangunan persegi panjang yang dinamakan sebagai Balai Agung atau tempat pertemuan.
“Dulu, saat ditemukan bangunan ini lengkap dengan tiang, atap, dimana atap tersebut terbuat dari ijuk, dan kulit kayu. Oleh karena materi tersebut tidak bertahan lama, maka bangunan tersebut roboh dan kini hanya tinggal pondasinya saja,” urai Bondan.
Yang tak kalah menarik, kata Bondan, pada relief candi ini terdapat kisah asmara Raden Panji Asmarabangun dengan Dewi Sekartaji. Relief ini dapat dengan mudah ditemukan pada dinding pendopo teras di salah satu bangunan di kompleks Candi Panataran. [Fatkhurrohim]