Cara Atasi Kecanduan Internet
WARTAEVENT.COM, Kab. Malang – Internet sudah jadi candu baru masyarakat modern. Perkembangan teknologi mobile membuat internet hadir di hampir tiap sela ruang dan waktu hidup manusia. Aktifitas seperti cek email, Twitter, Facebook, atau sekadar baca berita online sudah menjadi semacam ritual mulai dari bangun tidur sampai kembali naik ke pembaringan.
Bahkan harus diakui banyak orang yang tidak nyaman beraktifitas tanpa membawa perangkat atau gadget berkoneksi internet mereka. Entah itu ponsel atau tablet. Ada cara untuk mengatasi ketidaknyamanan hidup akibat ketergantungan pada internet.
“Dengan menyediakan waktu khusus yang bebas dari teknologi (dalam keseharian). Itu akan menjadi kebiasaan baru,” kata Sandi Reza Fahmi seorang Content Creator ketika berbicara sebagai Key Opinion Leader dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (12/10/2021).
Untuk memulainya ada tiga cara. Pertama, buatlah perubahan-perubahan kecil. Mulailah dengan target spesifik. Misalnya bikin kesepakatan dengan diri Anda sendiri untuk tidak mengecek email pada waktu tertentu, seperti akhir pekan.
Kedua, cari tahu apa alasan utama Anda mengakses internet. Mengetahui apa fungsi internet yang paling Anda butuhkan adalah cara efektif untuk mengurangi kecanduan.
Ketiga, jangan menghukum diri Anda sendiri. Memang akan sangat sukar untuk mengubah sebuah perilaku yang sudah lama mengakar.
“Berbeda dengan pecandu alkohol dan heroin, orang yang candu internet tidak bisa hanya sekedar menghindari orang, tempat, atau hal-hal yang bisa memicunya mengakses internet. Internet ada di mana-mana. Tidak ada cara lain selain disiplin dan berusaha lebih keras,” paparnya.
Presiden Joko Widodo saat membuka program literasi digital nasional, menambahkan, tantangan di ruang digital semakin besar, konten-konten negatif terus bermunculan dan kejahatan di ruang digital terus meningkat. “Menjadi kewajiban kita bersama untuk meningkatkan kecakapan digital masyarakat melalui literasi digital,” ujarnya.
Presiden pun mencontohkan konten-konten negatif yang marak muncul di ruang digital, seperti hoaks, penipuan daring, perjudian daring, eksploitasi seksual pada anak, perundungan siber, ujaran kebencian, hingga radikalisme berbasis digital.
Hal-hal itu perlu diwaspadai karena mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. “Dengan literasi digital kita minimalkan konten negatif dan membanjiri ruang digital dengan konten positif,” ujarnya.
Literasi digital merupakan pekerjaan besar, sehingga pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Pemerintah perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat melek digital.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (12/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Fetty Kurniawati (Pendamping Sosial Kemensos RI & Dosen Luar Biasa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Madiun), Zulham Mubarak (Ketua Umum Milenial Utas & Komisaris PT. Agranirwasita Technology Indonesia), I Putu Dody Lesmana (Dosen Onformasi & Teknologi Universitas Jember), dan Dewi Wahyu Wijianti (Koordinator Turoe Bimbel Privat Mandiri).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.