Cara Menghapus Jejak Digital di Internet
WARTAEVENT.COM, Kab. Nganjuk – Jejak digital memang sangat bias antara batas privasi dan pribadi. Hanya mengecek nama lengkap di mesin pencari, kemungkinan sudah bisa menemukan identitas pribadi seseorang. Era saat ini memang sangat berkembang, kenyataannya ini sangat beresiko untuk penggunanya.
Hal itu dijelaskan, Akhmad Fajar Ma’rufin, Dosen Instansi STMIK Yadika Bangil Kabupaten Pasuruan, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa timur, Jumat (08/10/2021).
Ia menambahkan, data pribadi dapat dijual atau menjadi target dari orang yang ingin berniat buruk. “Untuk itulah sangat penting menghapus jejak digital diinternet agar terhindar dari kebocoran data pribadi,” terangnya.
Meskipun tidak bisa terhapus sepenuhnya. Setidaknya kita bisa mengurangi jejak digital melalui cara-cara di bawah ini, seperti:
- Berhenti Berlangganan Mailing List atau Newsletter
Mailing list adalah suatu layanan yang memungkinkan untuk mengirim email ke banyak audiens dalam sebuah kelompok yang sudah ditentukan. Mailis atau mailing list biasanya berasal dari situs yang menyediakan informasi berlangganan bagi para pembacanya. Isinya berupa informasi update terkait situs tersebut, artikel mingguan atau mungkin info promo. Berhenti berlangganan bisa mengurangi data yang tersedia terkait info pribadi. Untuk menghentikannya, kita bisa memilih bagian unsubscribe newsletter atau menyetop email berlangganan di bagian terbawah email.
- Menggunakan VPN
Virtual Private Network (VPN) bisa kamu gunakan untuk mengakses jaringan publik tetapi masuk dengan cara privat. Menggunakan VPN, keamanan data di website akan terjamin karena situs website tidak akan bisa melacak riwayat pencarian selama berselancar di internet. Tetapi meski terkesan aman, gunakanlah VPN yang terpercaya karena menggunakan pihak ketiga dan berisiko diretas jika membuka hal yang sifatnya privasi seperti perbankan online.
- Menggunakan Alat Anti Pelacak
Ketika berselancar di dunia maya agar tidak terjadi kebocoran data pribadi, menggunakan alat anti pelacak untuk memudahkan menghapus jejak digital. Beberapa alat anti pelacak itu seperti Disconnect, Abine, dan Ghostery. Layanan tersebut bekerja untuk memblokir pelacakan tersembunyi pada situs atau aplikasi perangkat lunak yang diketahui memantau semua aktivitas pengguna. Selain itu dengan menggunakan alat anti pelacak, dapat melakukan enkripsi semua lalu lintas pengguna untuk mengamankannya dari pengawasan yang tidak diinginkan saat menggunakan Wi-Fi publik, bepergian, atau ingin merahasiakan aktivitas online Anda.
- Menghapus Jejak Digital di Media Sosial
Awalnya Twitter adalah platform untuk berbagi cuitan saja. Namun saat ini, aplikasi dengan logo burung biru ini tidak hanya memiliki kemampuan berbagi cuitan saja. Twitter mengembangkan fitur yang memberikan kenyamanan kepada penggunanya. Twitter menawarkan fitur menghapus pesan lama. Fitur ini bisa mengenang status-status yang sudah lama. pengguna bisa mengunduh dan membaca seluruh tweet dari awal hingga akhir melalui format HTML document. Selain itu, bisa melihat berbagai macam status yang pernah Anda.
Cara untuk mengarsipkan atau menghapus status, cukup masuk ke menu ‘Setting’. Kemudian pilih ‘Account’. Lalu klik ‘Request Your Archive’. Setelah itu akan muncul tautan untuk mengunduh semua status pengguna, yang dikirimkan lewat email. Cara ini dapat membantu para pengguna untuk menghapus jejak digital.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Jumat (08/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Ervita (Sosial Media Specialist PT Pos Indonesia), Erna Eriana (CEO Cleoparta Management), Danis Kirana (Co-Founder Dako Brand & Communication), dan Sheryl Dwi Artamevia (Owner Pawon.co) sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.