Dengan Etis Berinternet Dapat Menjaga Reputasi Diri
Sebagai pemateri ketiga, Agustinus membawakan tema budaya digital tentang “Budaya Berbahasa dan Berekspresi di Dunia Digital”. Menurut dia, bahasa menunjukkan karakter bangsa. Kekayaan ragam budaya kita tercermin dalam 710 bahasa daerah yang digunakan berbagai suku di Nusantara.
“Bahasa nasional yang digunakan sebagai alat pemersatu, tak semata berfungsi melestarikan bahasa itu sendiri, namun juga untuk menghindari jerat hukum akibat salah penafsiran,” ujarnya.
Maria sebagai pemateri terakhir menyampaikan tema “Dunia Maya dan Rekam Jejak Digital”. Ia mengatakan, saat beraktivitas di dunia maya, lindungi data diri dan privasi, amati dan telaah konten sebelum menyebarkannya, serta hargai warganet lainnya.
“Aktivitas daring kita akan meninggalkan jejak digital yang berisiko ancaman, baik berupa digital exposure, kejahatan siber, dan terpengaruhnya reputasi profesional,” ungkapnya.
Salah satu pertanyaan menarik peserta di antaranya tentang media pembelajaran apa yang mudah dipahami masyarakat untuk meningkatkan keterampilan digital.
Narasumber menjelaskan bahwa berbagai media digital dari TikTok, media sosial lain, maupun beragam laman atau aplikasi dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran untuk meningkatkan inovasi, kreativitas, dan pengetahuan digital masyarakat.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. [*]