wartaevent.com – Jakarta. Dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di Brastagi, Sumatera Utara, ada kesepahaman jika Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, dijadikan sebagai proyek awal Destinasi Wisata Kuliner dan Belanja (Wiskulja) di Danau Toba.
Virginia Kadarsan, Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenpar, dalam kesempatan FGD tersebut menyatakan, ada banyak keuntungan bila wisata kuliner dan belanja dikembangkan lebih cepat di Kawasan Danau Toba. Sebab, dua jenis wisata ini sangat kompetitif untuk mendatangkan pemasukan yang besar.
Baca Juga : Para Investor Akan Membangun Fasilitas Penunjang Pariwisata di Danau Toba
Ditambahkan oleh Virginia, tindak lanjut pengembangan wisata kuliner dan belanja akan memberikan dampak positif bagi Danau Toba. Untuk itu, perlu campur tangan para stakeholder di sekitar kawasan Danau Toba untuk mewujudkannya, mulai dari Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) hingga masyarakat dan pelaku industri wisata.
“Komitmen kuat seluruh stakeholder di sana sudah didapatkan. BPODT akhirnya sepakat menggunakan Tongging sebagai proyek awalnya. Tongging akan digunakan sebagai awal identifikasi dan pengembangan Wiskulja. Selain posisinya, kawasan ini memiliki potensi besar,” katanya.
Sementara itu, di tempat terpisah, Oneng Setya Harini, Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kemenpar, menjelaskan, wisata kuliner dan belanja menjadi pemasukan besar bagi pengembangan ekonomi kreatif. Pada tahun 2017, kuliner memberikan pendapatan hingga 41,69 persen.
Sedangkan wisata belanja memberikan kontribusi hingga 33,85 persen. Menariknya pertumbuhan ekonomi kreatif naik 4,95 persen pada 2016. Distribusinya terhadap PDB Nasional 7,39 persen hingga 7,44 persen pada rentang 2014-2016.
Baca Juga : Lanskap Danau Toba Dilihat dari Sudut Menara Pandang Tele
Sembari menuju tahap berikutnya, pemahaman konsep Wiskulja harus dimiliki stakeholder pariwisata di Karo dan Sumut. Menurut Oneng, konsep pengembangan gastronomi di Indonesia dipengaruhi 3 elemen. Segitiga tersebut adalah kuliner, budaya, dan sejarahnya. Faktor turunannya terdiri dari ritual, rempah-rempah, dan storytelling.
“Pemahaman pengembangan wisata kuliner dan belanja di Kawasan Danau Toba harus dikuasai. Di sini yang utama agar kuliner juga memunculkan aktivitas. Jadi harus ada atraksi kulinernya. Untuk mengarah ke sana, elemen seperti storytelling sangat penting. Yang jelas, tahap lanjutan pengembangan wisata kuliner dan belanja harus dilakukan,” pungkas Oneng. [*]
WARTAEVENT.com – Jakarta. Artotel Group dan PT Bandung Infra Investama (Perseroda) resmi menjalin kemitraan untuk mengelola ARTOTEL Kiara Artha Bandung,… Read More
WARTAEVENT.com – Ketapang. Menjelang puncak musim liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memastikan kesiapan… Read More
WARTAEVENT.com – Yogyakarta. ARTOTEL Yogyakarta mempersembahkan acara istimewa Homeground: Magnificent Seven Intimate Fun Trail Run, Minggu (8/11/2024) mendatang, untuk merayakan… Read More
WARTAEVENT.comm – Jakarta. Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024 bukan hanya sekadar ajang penghargaan, tetapi juga merupakan upaya pemerintah untuk mendorong… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) sukses menggelar Malam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI)… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI, kembali menggelar event Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024, yang menampilkan 50 desa… Read More
Leave a Comment