News

Dua Puluh Hari Pascabanjir, Aceh Tamiang Masih Menunggu Bantuan

Sejak banjir bandang terjadi, warga juga mengalami pemadaman listrik total dan gangguan komunikasi, akibat banyaknya tiang listrik yang hanyut terseret arus. Infrastruktur publik rusak parah, termasuk gedung Puskesmas yang seharusnya menjadi pusat layanan kesehatan masyarakat.

Meski fasilitas kesehatan rusak berat, layanan medis untuk warga terdampak tetap diupayakan. Tim relawan mendirikan posko pengobatan darurat di beberapa titik.

Baca Juga : Archipelago Salurkan Bantuan Rp360 Juta untuk Sumatra

“Tim kami masih berada di Kejuruan Muda. Bersama relawan lain, kami mulai melakukan rehabilitasi Puskesmas,” ujar dr. Birbick. Ia menambahkan, kondisi gedung masih tertutup lumpur dengan peralatan medis yang berantakan.

Berdasarkan pemeriksaan di lapangan, penyakit yang paling banyak diderita warga korban banjir antara lain ISPA, infeksi jamur kulit (tinea pedis dan corporis), gastritis, luka ringan, hipertensi, serta diabetes melitus.

Kebutuhan obat-obatan pun mendesak, terutama obat hipertensi, obat diabetes, salep topikal jamur, antihistamin, dan multivitamin. Namun, ketersediaan obat sangat terbatas bahkan nyaris kosong. “Untuk memenuhi kebutuhan obat, kami berkoordinasi dengan relawan lain dan harus membeli pasokan dari Medan,” jelas dr. Davik.

Baca Juga : Kenangan Brands Salurkan Donasi Besar untuk Korban Bencana Sumatra

Selain Kejuruan Muda, Tim MED-A juga bergerak menuju Tanjung Baru, wilayah yang sebelumnya masih terisolasi dan belum terjangkau bantuan. Kehadiran para relawan medis menjadi harapan warga Aceh Tamiang dan menegaskan bahwa mereka tidak sendirian. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Wartamedia Network WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029Vb6hTttLSmbSBkhohb1J Pastikan kalian  sudah install aplikasi WhatsApp ya. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *