InternationalNews

Dubes Phil Nathan Taula: Indonesia Adalah Mitra Penting di Kawasan Pasifik

Periset dari CSIS Dr. Lina Alexandra menekankan pentingnya pendekatan yang khusus kepada masyarakat dan penduduk asli Papua karena pengaruh OPM yang  meningkat dan ada upaya Vanuatu yang menginginkan aspirasi kemerdekaan dan ”demokratisasi”.   

Dubes Bagas Hapsoro selaku anggota ICWA juga menambahkan bahwa dialog Pasifik seperti ini secara signifikan meningkatkan kerja sama regional, membantu negara-negara Pasifik bersama-sama mengatasi tantangan global krusial seperti perubahan iklim, pandemi, dan munculnya teknologi baru.

”Hubungan antara ASEAN dan Selandia Baru merupakan model kemitraan yang berkelanjutan. Menurut catatan Sekretariat ASEAN, sejak Selandia Baru menjadi Mitra Wicara ASEAN pada tahun 1975, hubungan terus menguat dan meluas di ketiga pilar Komunitas ASEAN, yaitu bidang polkam, ekonomi dan sosial budaya”, ujar Bagas Hapsoro.

Tahun 2025 ini akan menandai peringatan 50 tahun hubungan ASEAN-Selandia Baru. Tonggak-tonggak penting dalam perjalanan ini antara lain aksesi Selandia Baru ke dalam Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama (TAC) pada tahun 2005 dan pembentukan perwakilannya untuk ASEAN pada akhir tahun 2015.

Dalam kerangka kemitraan kedua negara, Kementerian Perdagangan RI berupaya memperkuat hubungan perdagangan melalui rencana aksi 2025-2029. Targetnya adalah mencapai nilai perdagangan bilateral sebesar 3,6 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Indonesia dan Selandia Baru telah menjalin hubungan perdagangan sejak lama. Sepanjang 2024, total perdagangan keduanya mencapai 1,91 miliar dollar AS, dengan nilai ekspor Indonesia naik 15 persen dibandingkan 2023, yakni 680 juta dollar AS.

Ditambahkan oleh Bagas Hapsoro bahwa di bidang perdagangan dan pertanian, kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama ekonomi—terbukti dengan peningkatan volume perdagangan lebih dari 13% selama lima tahun terakhir.

Menurut Bagas kerja sama komprehensif ini juga berpedoman pada Rencana Aksi 2025-2029, yang berfungsi sebagai kerangka kerja yang kokoh untuk menangani berbagai isu prioritas dan proyek konkret.  Melalui kerja sama yang erat ini, Indonesia dan Selandia Baru berupaya meningkatkan kesejahteraan kawasan Pasifik dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Sebelum mengakhiri pertemuannya Dubes Phil Taula menyimpulkan bahwa Indonesia dan Selandia Baru telah mengetahui tantangan dan peluang yang perlu ditindak lanjuti.

Persoalan paling krusial menurut Dubes Phil Taula adalah masalah perubahan Iklim, dimana terjadi kenaikan permukaan laut dan meningkatnya kekeringan yang mengancam hilangnya lahan, kerusakan infrastruktur, dan mengganggu mata pencaharian.

Berikutnya adalah tantangan dalam bidang keamanan non-tradisional, termasuk kejahatan transnasional seperti perdagangan manusia, narkoba, dan senjata, serta kejahatan maritim seperti pembajakan dan penyelundupan, juga menimbulkan risiko signifikan terhadap keamanan regional.

Diakhir pertemuan semua peserta sepakat bahwa semua warga Pasifik perlu menavigasi persaingan geopolitik yang kompleks dan persaingan antara kekuatan-kekuatan besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Uni Eropa, yang dapat mempengaruhi stabilitas regional.

Wakil dari kelompok think-tank CSIS menyatakan bahwa negara-negara Pasifik harus berupaya menjaga hubungan yang seimbang dengan kekuatan adi daya tersebut. Tantangan berkelanjutan lainnya meliputi ketergantungan ekonomi pada bantuan asing, tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, perlunya pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, dan kekurangan dalam pembangunan infrastruktur dan keterampilan sumber daya manusia.

Kehadiran Indonesia sebagai mitra bagi negara-negara Pasifik terutama negara-negara pasifik selatan akan menjadi titik terang bagi diplomasi Indonesia dalam kerangka kerjasama regional dan multilateral dengan negara-negara di kawasan ini guna memperkuat posisi Indonesia di kawasan Pasifik.

Kerjasama yang dibangun oleh Indonesia tentu saja akan berdampak bagi stabilitas dalam negeri Indonesia tetapi juga bagi politik luar negeri Indonesia terhadap mitra negara-negara Pasifik. Berbagai kerjasama baik maritime, ekonomi sampai dengan pembangunan berkelanjutan akan membawa manfaat bagi semua negara di kawasan ini termasuk Indonesia.

Era baru kemitraan ini tentu saja bagi negara-negara pasifik adalah memberikan keuntungan dalam pembangunan karena Indonesia dianggap sebagai mitra, sebagai tujuan ekspor dan impor dari negara pasifik, saling mendukung dalam fora internasional, isu maritim dan konservasi laut.

Bagi Indonesia tentu saja dengan memberikan kesempatan bagi Papua sebagai pintu gerbang hubungan dengan negara-negara Pasifik akan mendatangkan keuntungan bagi Indonesia untuk melakukan ekspor dan impor ke negara -negara pasifik, membuka kesempatan wisatawan mancanegara, memberikan perlindungan bagi warga negara dan mempererat hubungan kerjasama sama dalam berbagia bidang dengan negara-negara pasifik sehingga kedaulatan negara tetap terjaga dan kesejahteraan masyarakat terwujud.

Dubes Phil Taula berjanji akan meneruskan diskusi lanjutan dan memberikan masukan kepada negaranya tentang peningkatan kerja sama regional dan internasional serta mengembangkan strategi kolaboratif yang tepat untuk mengelola risiko dan memanfaatkan peluang. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Wartamedia Network WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029Vb6hTttLSmbSBkhohb1J Pastikan kalian  sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *