E-commerce Dorong UMKM Untuk Go Digital
WARTAEVENT.com – Malang. Perkembangan e-commerce di Indonesia sangat pesat dalam kurun waktu 1 dekade terakhir. Menurut data statistik dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang mencatat pengguna internet meningkat dengan pesat dari 88,1 juta pengguna di tahun 2014 menjadi 143,26 juta pada tahun 2017.
Keberadaan smartphone menurut APJII menjadi salah satu faktor kuat yang menyebabkan fenomena ini. Sebanyak 44 persen akses internet dilakukan melalui perangkat tersebut.
Melalu data statistik di atas juga ditemukan 98,6 persen mengetahui perihal adanya jual beli secara online, 82,2 juta orang pernah mengunjungi situs jual beli online, 32 persen layanan yang paling banyak digunakan adalah untuk melakukan pembelian barang, namun sayangnya hanya 9 persen yang menggunakannya untuk berjualan. Ini menunjukkan potensi dari perkembangan e-commerce sangat besar di Indonesia.
“Perkembangan bisnis e-commerce dan serangkaian strateginya memberikan kontribusi penting bagi UMKM dengan memberikan dampak sosial-ekonomi bagi pelaku usaha lewat jangkauan pasar yang lebih luas,” kata Novi Tri Agustin, Key Opinion Leader & Beauty Influencer Oriframe, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (22/7/2021).
Selain itu, McKinsey memperkirakan pada 2022, perdagangan online secara langsung atau tidak langsung akan mendukung sekitar 26 juta pekerjaan. Adapun berdasarkan survei internal DSInnovate, Tokopedia menduduki peringkat teratas sebesar 49 persen sebagai e-commerce yang paling sering digunakan sebagai media berjualan online. Shopee dan Lazada menyusul dengan 45 persen dan 3 persen.
Lanjutnya, alasan penjual memilih platform e-commerce tertentu pun beragam, termasuk karena ada promo gratis ongkir, fitur pemasaran seperti diskon, cashback, metode pembayaran yang beragam dan program loyalitas, serta UI/UX yang nyaman dan mudah dioperasikan.
“Penggunaan e-commerce pun menguntungkan bagi UMKM, terutama yang baru memulai bisnis, dari sisi biaya operasional. E-commerce membantu mengurangi biaya operasional, termasuk sewa toko, etalase produk, strategi pemasaran dan logistik, serta rantai pasokan,” ucapnya.
Ia menambahkan, penjual tidak lagi membutuhkan biaya pemasaran yang cenderung mahal dan rawan kegagalan. Mereka hanya perlu aktif berpromosi di media sosial dan memaksimalkan penjualan lewat platform e-commerce.
“Perdagangan digital harus mendorong pengembangan UMKM kita. Ini manfaatnya sudah kita lihat, kekuatan digital harus dimanfaatkan untuk merangkai antara suplai dari UMKM di seluruh Indonesia dengan pasar nasional dan pasar global. Perdagangan digital harus memberdayakan UMKM kita,” ujarnya.
“Kolaborasi dengan pelaku e-commerce mampu membuka peluang besar bagi UMKM Indonesia untuk memperluas pangsa pasarnya sehingga dapat meningkatkan peran pelaku usaha dalam era digital yang berujung pada peningkatan perekonomian nasional serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, (22/7/2021) siang juga menghadirkan pembicara Drs. Suwadji (Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda PLT. Kadis PMD Kabupaten Malang), Fatul Qorib (Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UNITRI), Clara Marisa Purnamasari (Associate Wealth Planner & Internasional Campus Ambassador at IMUN), dan Maria Anishya (Dosen Komunikasi STT Malang, Presenter TV & Marketing Communication).
Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.
Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)