Eco Tourism Week Digelar, Ini Harapannya untuk Bali
WARTAEVENT.com – Denpasar. Bali Kembali setelah masa pandemi ditandai dengan meningkatnya jumlah wisatawan, hingga bulan Juni 2022, tercatat jumlah wisatawan mancanegara sudah menembus angka 180 ribu menurut Dinas Pariwisata Provinsi Bali.
Meningkatnya jumlah wisatawan ke Bali tentu menggembirakan namun harus dibarengi dengan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Dikutip dari laporan Sungai Watch bertajuk Impact Report October 2020-December 2021, Bali menghasilkan 333.336 sampah anorganik yang 89% didominasi oleh sampah plastik.
Baca Juga : Memastikan Kinerja Keuangan Perusahaan, ICMA Gelar Konferensi di Bali
Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan, kondisi paska pandemi yang ditandai dengan meningkatnya jumlah wisatawan ke Bali harus disertai dengan pengurangan jumlah sampah plastik dan emisi karbon yang menjadi tantangan kita bersama.
Kemenparekraf berkomitmen akan selalu mendukung program yang bertujuan untuk membangun, mempertahankan kepedulian serta keberlanjutan di kalangan pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif.
Baca Juga : Hoegaarden Kembali Lagi ke Indonesia, Ini Dua Varian Terbarunya
“Semoga Eco Tourism Week yang diadakan oleh Eco Tourism Bali bisa memberikan inspirasi dan edukasi bagi pelaku pariwisata Bali agar dapat mewujudkan keberlangsungan demi kemajuan masa depan lingkungan dan pariwisata Bali,” lanjut Menparekraf Sandi Uno.
Eco Tourism Bali (ETB) sebagai suatu ekosistem sirkular industri pariwisata yang memiliki tujuan utama untuk menjaga kekayaan alam dan budaya Bali, mengadakan perhelatan Eco Tourism Week agar bisa diterapkannya praktik-praktik pariwisata berkelanjutan.
Baca Juga : Resmi Dibuka Kembali untuk Umum, Taman Indonesia Kaya Gelar Event ‘Senandung di Taman’
Suzy Hutomo, Founder dan CEO Eco Tourism Bali menyatakan, pihaknya telah menggandeng Kopernik untuk mengembangkan peta jalan, membuat rangka acuan dan alat pengukuran wisata berkelanjutan untuk usaha akomodasi dan rumah makan skala menengah dan kecil di Bali.
Selama bulan April dan Mei 2022, Eco Tourism Bali bersama Kopernik sudah mewawancarai beberapa hotel usaha menengah dan kecil tersebar dari Selatan, Utara, Barat, Timur dan Tengah Bali sebagai referensi acuan dari peta jalan penerapan wisata berkelanjutan.
Baca Juga : KTT G20 Beri Berkah bagi Pelaku Pariwisata di Bali
Dalam tahap awal pengembangan peta jalan industri pariwisata yang berkelanjutan, telah merangkum dan mengeluarkan empat komponen utama dan 30 kriteria terinspirasi dari GSTC, untuk dapat memahami kelayakan dari bisnis akomodasi skala menengah dan kecil untuk wisata berkelanjutan.
Pada kuartal pertama tahun 2023, Eco Tourism Bali diharapkan sudah bisa mengeluarkan penilaian mandiri dan panduan lengkap utama untuk wisata berkelanjutan bagi bisnis akomodasi dan rumah makan usaha skala menengah dan kecil di Bali. [*]
- Editor : Fatkhurrohim