WARTAEVENT.COM, Kab. Mojokerto – Penggunaan internet dan gawai (gadget) saat ini semakin mengkhawatirkan, terlebih pada masa pandemi Covid-19. Hal ini disampaikan Ziadatul Hikmiah, Dosen Psikologi Universitas Brawijaya, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 untuk wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (26/10/2021).
Lanjutnya, selain dipakai oleh mereka saat ada jadwal belajar online, umumnya anak dan remaja menggunakan gawai untuk aktivitas lainnya seperti bermain games, berselancar di sosial media, dan lain sebagainya. Bahkan, tidak sedikit yang setiap waktu di hari-harinya tidak lepas dari penggunaan gawai (gadget).
“Internet dan gawai ini bagai pisau bermata dua. Tergantung bagaimana kita menggunakannya,” katanya.
Berikut beberapa efek buruk yang bisa terjadi jika anak-anak terpapar gawai dalam jangka waktu yang panjang, seperti:
Pengaruh kesehatan mental akibat penggunaan internet dan gawai yang berlebihan pertama adalah cyberbullying. Dalam hal ini, bukan hanya seseorang bisa menjadi korban pembulian yang dilakukan oleh orang lain melalui gadget. Melainkan, internet juga memperbesar risiko seseorang menjadi pelaku pembulian.
Pengaruh kesehatan mental berikutnya yang sangat berpotensi akibat penggunaan gawai dan internet yang berlebihan, adalah kecanduan terhadap berbagai kegiatan yang bisa dilakukan melalui internet dan gadget. Seperti kecanduan games, internet, sosial media dan juga online shopping. Jika hal ini tidak segera disadari dan dibenahi oleh orang tuanya, maka kecanduan-kecanduan tersebut bisa merugikan anak-anak dan orang lain.
Pengaruh kesehatan mental berikutnya yang jarang disadari oleh banyak orang adalah gangguan pola makan dan tidur akibat berlebihan dalam menggunakan internet dan gadget. Padahal, pola makan tepat waktu dan tidur yang cukup akan menunjang kesehatan mental serta fisik anak. Apalagi, umumnya keseringan menggunakan gadget membuat seseorang malas sekali bergerak (mager).
Depresi menjadi gangguan atau dampak kesehatan mental berikutnya akibat internet berlebihan. Sebab, hampir segala hal yang ada di internet dan tersaji di gadget yang kita miliki tidak ada filter atau penyaring instan, mana yang anak-anak butuhkan dan tidak dibutuhkan. Mana yang akan mengganggu dan mana yang bermanfaat.
Rasa cemas juga merupakan gangguan kesehatan mental yang sering dialami siapa saja yang berlebihan dalam menggunakan internet dan gawai, termasuk anak-anak. Rasa cemas akibat penggunaan internet tersebut bisa bersumber dari banyak faktor. Terutama dari informasi yang mereka baca di media sosial. Apalagi, tidak semua media sosial memberikan kabar atau informasi yang benar. Ada saja informasi yang keliru dan diambil begitu saja oleh anak-anak, dan memicu kecemasan personal.
Berkaitan dengan dampak negatif tidak menjadi diri sendiri, anak-anak mungkin saja selalu melihat sesuatu yang bagus atau baik-baik di media sosial mengenai temannya. Baik itu secara materil maupun fisik temannya yang tampak lebih bagus menurut anak Anda. Ini akan menjadi pemicu anak-anak mengeluhkan kenapa fisiknya tidak “sesempurna” temannya itu. Pemikiran ini bisa terjadi meskipun, fisik anak Anda tidak sedikit pun memiliki kekurangan ataupun tidak ada masalah medis sama sekali. Rasa cemas dan depresi pada anak Anda juga bisa terjadi jika tidak segera diingatkan.
Gangguan psikotik adalah kondisi di mana anak-anak akan mengalami kesulitan membedakan kenyataan dan imajinasi. Itu artinya, mereka akan sulit membedakan apa yang harusnya mereka kerjakan di kehidupan nyatanya sehari-hari, dan asik dengan imajinasinya melalui informasi di internet.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (26/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Erwan Adi Saputro (Dosen UPN Veteran Jawa Timur), Darwin Tenironama (Managing Director IMS Hospitality Management Consulting), Muhamad Ali Sodikin (Kepala Unit Contect Marketing Poltek BIMA Cikarang), dan Mukhammad Kholil Subarkah (Pendiri Dolan Pasuruan) sebagai Key Opinian Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. BerlAndaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
WARTAEVENT.comm – Bandung. HARRIS Hotels, kembali menghadirkan annual event olahraga lari bertajuk HARRIS Day. Tahun ini bertemakan "FINAL LAP", dan… Read More
WARTAEVENT.com – Yogyakarta. Menyambut datangnya Tahun Baru 2025, Sahid Raya Hotel & Convention Yogyakarta kembali menghadirkan event spektakuler bertajuk "Malioboro… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) semakin memperkuat komitmennya dalam meningkatkan layanan digitalisasi pemesanan tiket online melalui aplikasi… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. Artotel Group dan PT Bandung Infra Investama (Perseroda) resmi menjalin kemitraan untuk mengelola ARTOTEL Kiara Artha Bandung,… Read More
WARTAEVENT.com – Ketapang. Menjelang puncak musim liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memastikan kesiapan… Read More
WARTAEVENT.com – Yogyakarta. ARTOTEL Yogyakarta mempersembahkan acara istimewa Homeground: Magnificent Seven Intimate Fun Trail Run, Minggu (8/11/2024) mendatang, untuk merayakan… Read More
Leave a Comment