Empat Rekomendasi Teknologi Keamanan Canggih untuk Ibu Kota Baru
wartaevent.com – Jakarta. Asosiasi Teknologi dan Industri Sekuriti Indonesia (ATISI) bersama PT. Professtama Teknik Cemerlang (Professtama), perusahaan solusi teknologi sekuriti menyeluruh yang terdepan di Indonesia, menyampaikan dukungan dan rekomendasi teknologi sekuriti terkait dengan rencana pembangunan ibu kota baru Republik Indonesia.
Sanny Suharli, Ketua Umum Asosiasi Teknologi dan Industri Sekuriti Indonesia (ATISI), mengatakan, ATISI turut mendukung pembangunan ibu kota baru. Aset dan infrastruktur strategis adalah sasaran utama penyadapan dan pencurian data, sehingga ibu kota baru tentu perlu memiliki teknologi keamanan mutakhir. Apalagi, peningkatan keamanan siber adalah salah satu dari 25 program prioritas rencana kerja pemerintah tahun 2020.
Lebih lanjut, Irwandi Salim, Presiden Direktur PT. Professtama Teknik Cemerlang mengungkapkan, Professtama siap mendukung pembangunan ibu kota baru sesuai dengan kapabilitas dan keahlian yang lebih dari 35 tahun di industri teknologi sekuriti. Ibu kota baru nanti tentu harus dilengkapi dengan teknologi keamanan canggih dan sesuai dengan konsep yang saat ini direncanakan, yakni forest city.
Sebelumnya, dalam Rapat Koordinasi Terbatas pada Selasa 6 Agustus 2019, Presiden Joko Widodo telah menegaskan bahwa ibu kota baru akan bertempat di Kalimantan. Dengan kandidat lokasi ibu kota baru ada di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan atau Kalimantan Timur.
Bambang Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Bappenas, mengungkapkan, pemerintah akan menggunakan APBN sebesar Rp93 triliun untuk pembangunan ibu kota baru, selain memaksimalkan kerja sama anggaran dengan BUMN dan Swasta.
Berikut adalah empat rekomendasi teknologi sekuriti untuk ibu kota baru dari ATISI dan para pelaku industri teknologi sekuriti di Indonesia, Pertama, Anti Penyadapan dan Pencurian Data. Sanny Suharli, menegaskan teknologi anti penyadapan dan pencurian data mutlak harus ada dalam sistem keamanan ibu kota baru. Khususnya dalam hal pertahanan terhadap celah keamanan (backdoor code).
Kedua, Sistem Keamanan Berlapis. Richard Baker, Director of Red Piranha, menyatakan ibu kota baru wajib memiliki sistem pertahanan keamanan siber berlapis, yang memiliki Next Generation Firewall (NGFW), penyimpanan logaritma jangka panjang, sistem intelijen pendeteksi ancaman aktif, kemampuan analisa dan visibilitas aktual, serta penanganan ancaman secara otomatis.
Ketiga, Jumlah dan Teknologi CCTV. Irwandi Salim, Presiden Direktur Professtama, menjelaskan idealnya perlu 100 CCTV per 1 kilometer persegi di ibu kota baru. Kemudian, ibu kota baru yang memiliki konsep forest city baiknya memakai teknologi kamera CCTV 360 derajat dengan fitur thermal dan nightvision.
Terakhir, Face Recognition dan Artificial intelligence. Scottie Kim, CEO Jisung Protech, menerangkan perlu ada teknologi face recognition dan artificial intelligence, yang mampu mendeteksi wajah dan mencocokkan dengan database pelaku kejahatan secara akurat.
Seperti teknologi Helios dari Jisung Protech, yang mampu melakukannya hanya dalam 3 detik. Jisung Protech memang memiliki teknologi keamanan andal dari Korea Selatan dengan standar militer untuk melindungi infrastruktur strategis. [*]