DCF 2018 Menjadi Berkah Bagi Warga Dieng
Warta Event – Banjarnegara. Annual event Dieng Culture Festival (DCF) selalu menyita perhatian wisatawan mancanegara (Wisman) dan Wisatawan Nusantara (Wisnus). Pada penyelenggaraan DCF tahun ini dikunjungi sebanyak 90.000 wisatawan baik mancanegara maupun nusantara.
Budi Hermanto, Penggagas Dieng Culture Festival, menyatakan, setiap tahun pengunjung selalu meningkat. Bahkan untuk penyelenggaraan DCF tahun 2018 ini boleh dibilang sangat padat dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Dieng Culture Festival yang digelar pada tanggal 3-5 Agustus 2018 ini mengangkat tema “The Beauty of Culture”. Penyelenggaraan DCF tahun ini banyak hal baru yang disuguhkan oleh pihak penyelenggara, seperti Festival Caping, Festival Domba, Festival Bunga, dan Festival Tumpeng.
Untuk festival tumpeng, ada 50 tumpeng dari warga yang dikirab mengelilingi desa pada hari kedua penyelenggaraan setelah itu tumpeng pun diberikan ke pengunjung untuk di makan bersama-sama sebagai bentuk wujud syukur warga setempat.
Hal unik lain yang menarik selama perhelatan DCF 2018 ini adalah Festival Domba. Sebagaimana diketahui, domba-domba dari Dieng memiliki ciri khas bulunya lebih lebat. Jadi, festival domba ini sebagai upaya untuk memperkenalkan domba khas Dieng ke para pengunjung DCF 2018.
Atraksi baru lainnya yang ada di DCF tahun ini yaitu Festival Bunga Calla Lily. Bunga Calla Lilly merupakan bunga endemik di dataran tinggi Dieng. Untuk itu bunga ini pun diperkenalkan sebagai event pendukung selama penyelenggaraan DCF 2018. Para pengunjung disediakan photo booth yang dihiasi bunga Calla Lilly.
Sementara itu Alif Fauzi, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa, menyatakan, event Dieng Culture Festival menjadi berkah bagi masyarakat sekitar Dieng. Pasalnya tiket DCF terjual habis sebelum hari penyelenggaraan. Bahkan sempat menambah kuota sebanyak 200 tiket pun terjual ludes.
Pun begitu halnya dengan Camping Ground. Semenjak dibuka sebulan sebelum penyelenggaraan sudah langsung habis terjual H-7. Camping ground yang dipatok dengan harga Rp50 ribu ini menjadi solusi bagi wisatawan yang tidak mendapatkan homestay, hostel, dan lain sebagainya. [Fatkhurrohim]