Festival Gedong Songo : Cara Kabupaten Semarang Menggerakan Generasi Milenial Mencintai Seni Budaya
“Kita belum berani buka semuanya. Kalau uji coba kan sifatnya on-off atau buka-tutup. Ketika dalam posisi sudah agak membahayakan maka kita off atau tutup. Festival ini juga upaya memperkenalkan pariwisata ke masyarakat agar tidak takut berwisata karena kami memberikan kepercayaan dengan cara berwisata yang sehat dan aman,” tambahnya.
Baca Juga : Kembali Promosikan Destinasi MICE, Malaysia Menyapa Kota Semarang
Setiap wisatawan yang berkunjung ke kawasan Gedong Songo, wajib mematuhi protokol kesehatan, kemudian wajib mengunduh atau download aplikasi peduli lindungi, dan lain sebagainya.
Menyesuaikan dengan kondisi pandemi, jumlah peserta yang mengisi atraksi kesenian dan kebudayaan pun di batasi. Hari pertama ada 3-4 Kecamatan, selebihnya pada hari kedua. Pada kali ini tidak dapat menampilkan kesenian semua harus bergantian.
Baca Juga : Menilik Lebih Dekat Wisma dr. Soedjono di Desa Wisata Tete Batu, Lombok
“Sebenarnya kita ingin menampilkan semua kesenian-kesenian dan kearifan local yang ada di Kabupaten Semarang ke masyarakat khususnya pada generasi muda agar mereka cinta terhadap seni budaya,” terangnya.
Ia pun mengaku sulit dan terbatas ruang geraknya karena selama pandemi tidak bisa sama sekali menyelenggarakan event. Untuk itu, tahun ini Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang pun tidak ada penambahan event semuanya diselenggarakan secara virtual.
Baca Juga : Kota Lama Semarang Didorong Menjadi Creative Hub
Perayaan HUT HAM ke-14 ini didukung penuh oleh Kampoeng Kopi Banaran, Kab. Semarang, ARTOTEL Group, White Horse, Naraya Medical Center, TTC Indonesia, Mc Donads Indonesia, Indofood, Vicenza, Serena Biscuit, Paxel, Cotta Coffee, B-Clinic, Dermaster, Moayu, Dermaster, ZAP, Celebrity Fitnes, Lois, Ardiles, Bebazzin Aja, dan sejumlah hotel serta restaurant. [*]
- Editor : Fatkhurrohim