Event

Festival Nasional Reog Ponorogo Digelar Agustus 2019

Wartaevent.com, Ponorogo- Kabupaten Ponorogo kerap dijuluki sebagai Kota Reog atau Bumi Reog. Karena di Ponorogo lahirlah kesenian Reog yang kini telah dikenal dunia. Kesenian Reog menjadi ikon kebanggaan masyarakat Ponorogo dan hingga kini masih terus dilestarikan oleh masyarakat setempat.

Sebagai simbol budaya dari Ponorogo, Reyog secara rutin tampil saat bulan purnama tiba, biasa disebut pagelaran Reog Bulan Purnama, yang dipertunjukkan setiap tanggal 15 Kalender Jawa.

Tarian Reyog menceritakan kisah pertempuran antara Raja Ponorogo dengan makhluk singa ajaib yang disebut Singa Barong. Ini adalah pertunjukan spektakuler yang menampilkan tari dengan Reyog sebagai daya tarik utamanya.

Selain digelar tiap bulan, secara berkala setiap tahunnya Reog Ponorogo di kompetisikan tingkat nasional. Event ini diberi nama Festival Reog Nasional berbarengan dengan Perayaan Grebeg Suro  menjelang Bulan Suro atau Bulan Muharam. Kegiatan ini untuk menyambut tahun baru Islam dan peringatan hari jadi Kota Ponorogo.

Berdasarkan Kalender event pariwisata Ponorogo, Festival Nasional Reog Ponorogo akan digelar Agustus. Festival ini diikuti oleh berbagai peserta dari seluruh Indonesia. Diantaranya ada dari Jogja, Gunungkidul, Madiun, Malang, Kediri, Surabaya dan daerah lainnya.

“Hal yang menakjubkan di kesenian Reog, Singobarong atau Dhadhak Merak atau yang digunakan untuk Reog beratnya bisa mencapai 50 kilogram. Ini diakui sebagai topeng terbesar dan terberat di dunia. Cara memainannya juga terhitung unik, yaitu dengan mengigit bagian belakang topeng ini,” kata Lilik Slamet Raharjo, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ponorogo.

Tambah Lilik, Festival Nasional Reog Ponorogo ini diikuti oleh berbagai peserta dari seluruh wilayah di Indonesia. Ada yang berasal dari Madiun, Kediri, Yogyakarta, Gunung Kidul, Jember, Wonogiri, Surabaya dan Malang. Tahun lalu pemenangnya justru dari DKI Jakarta.

Pementasan Tari Reog dibawakan bergantian sesuai urutan acak selama lima hari dalam serangkaian kegiatan kebudayaan tersebut. Penilaian pada setiap penampilan pesertanya, didasarkan pada keterampilan menari Reog, koreografi yang menarik, dan kekompakan. Festival di Ponorogo ini menjadi lebih meriah sejak para pesertanya bersaing untuk memperebutkan Piala Presiden.

Sebagaimana pada malam puncak pagelaran Festival Reog Nasional di tahun-tahun sebelumnya, dimana perhelatannya begitu megah bak konser kelas dunia. Tahun ini pun penataan panggung, tempat duduk penonton, serta puluhan fotografer dan wartawan yang meliput kegiatan ini, semuanya dikemas secara profesional.

Sekarang ini, Festival Reog Ponorogo telah merambah menuju kancah Internasional. Terlebih, setelah UNESCO telah mengakui Kesenian Reog sebagai salah satu warisan budaya dunia yang patut untuk dilestarikan bersama.