WARTAEVENT.com – Sula. Dinas Pariwisata Kabupaten Kepulauan Sula bakal menggelar Festival Tanjung Waka pada tanggal 26 – 29 Maret 2022 mendatang.
Jika kalian berkunjung kesana, nanti jangan heran jika ditanya warga setempat “Apakah Anda Pelestari Lingkungan”?. Karena mereka mengutamakan tamu yang berkualitas saat menyambangi festival tersebut.
Baca Juga : Jelang MotoGP Mandalika 2022, Menparekraf Serahkan Sertifikat Indonesia Care bagi Ratusan Sarhunta
Mereka akan menanyakan komitmen kita semua untuk memelihara kelestarian pantai, hutan, laut dan budaya leluhur mereka. Mereka bertekat menjaga warisan kekayaan alam maha besar ini untuk anak cucunya kelak.
Sangat sederhana, mereka hanya ingin generasi berikutnya bisa melihat penyu belimbing bertelur dan hidup bebas di sepanjang 7 km pesisir Pantai Tanjung Waka tanpa diusik manusia.
Baca Juga : Berikut Ini Ketersedian dan Harga Hotel Menjelang MotoGP Tahun Ini
Mereka ingin generasi Sula akan datang bisa berenang di kawasan perairan ini dan masih bisa melihat gerombolan ikan karang yang indah, sekumpulan ikan hiu black tip dan keindahan terumbu karang.
Mereka berkomitmen menjaga kelestarian hutan mangrove, lebah, kupu-kupu, burung, kepiting kenari dan seluruh ekosistem di Kepulauan Sula. Festival Tanjung Waka 2022 adalah refleksi kehidupan masyarakat lokal di Kepulauan Sula yang sesungguhnya.
Warga di Sula akan bersuka cita menggelar sejumlah warisan budaya leluhur mereka yang penuh kesederhanaan namun mempunyai pesan moril yang bernilai tinggi. Kekuatan kearifan lokal dan filosofi hidup masyarakat Sula akan menjadi “Industri Kreatif” warga setempat dalam menciptakan suasana festival yang berkualitas.
Baca Juga : TTC Travel Mart International Kembali Digelar, Ini Harapan Para Sellers
FTW2022 adalah festival berbasis konsep Edu-Ekowisata. Bagi masyarakat Sula, destinasi alam yang indah di sana hanyalah sebuah bonus. Yang menjadi target mereka adalah festival ini dapat menjual ilmu pengetahuan dan filsafat lokal.
FTW2022 mengedepankan tingkat partisipasi masyarakat setempat dengan konsep “green event”. Mereka akan menggunakan strategi ini untuk mempertahankan keutuhan dan keaslian ekosistim disana sesuai dengan tuntutan dari para eco-traveller.
Baca Juga : Sempat Vakum Karena Pandemi, Kini Festival Bau Nyale Kembali Digelar
Penyelenggaran event ini mengedepankan pemeliharaan alam dan lingkungan, keaslian seni dan budaya, adat istiadat, pemeliharaan flora dan fauna, serta keseimbangan hidup antara manusia dan alam. [*]
- Editor : Fatkhurrohim