Gunakan Fact Check Explorer dari Google Agar Tidak Terjabak pada Kabar Hoax
Sementara itu, Charencia Velina Repie pemateri ketiga yang membawakan tema “Digital Culture: Mengenal Lebih Jauh Cara Menyuarakan Pendapat di Dunia Digital” menerangkan, sebelum berpendapat, perhatikan beberapa hal: gunakan bahasa yang sopan, berpikir sebelum komentar, berpendapat yang benar, tidak menyampaikan hoaks, memberikan manfaat, dan meminimalkan berdebat soal SARA.
“Terkait aturan dalam berpendapat, ada UU ITE Nomor 19/2016 juncto 11/2008 dan UU Nomor 1/1946 Pasal 14 Ayat (1) dan (2) dan Pasal 15 tentang Berita Bohong,” jelas Charencia.
Pemateri terakhir, Musyafir, menyampaikan tema “Tips dan Pentingnya Internet Sehat”. Musyafir menjelaskan mengenai internet sehat, perundungan siber, dan tips melindungi keluarga dari efek negatif internet. “Berkomunikasi secara terbuka, jangan gaptek, manfaatkan fitur parental controls, buat aturan dasar, jadi role model yang baik, dan cari kegiatan lain,” katanya.
Salah satu peserta webinar, Hendi Hendrata, bertanya kepada Musyafir. “Apa yang bisa kita lakukan jika informasi yang tersebar itu salah atau hoaks? Apakah kita klarifikasi ke publik atau melalui lembaga tertentu?”
Musyafir menanggapi, kita harus periksa dulu kebenaran berita itu. Bandingkan dengan sumber terpercaya, manfaatkan fact check explorer, gunakan Google maps atau share view untuk memverifikasi berita tersebut. Kalau terbukti hoaks, jangan disebar.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.[*]