Gunakan Media Sosial Secara Bijak
WARTAEVENT.com, Kab. Sampang – Mau tak mau manusia harus berpacu dengan waktu. Beradaptasi dengan cepatnya perubahan tren juga kebutuhan. Seperti halnya saat kita mulai memasuki dunia digital. Perkembangan teknologi dan digital yang pesat harus selaras dengan kemampuan dan literasi dari banyak sumber.
Karena ketika masuk ke dunia digital, mau tak mau terus meninggalkan jejak yang mungkin tidak disadari. Jejak digital adalah sesuatu yang tidak bisa dengan mudah dihilangkan dan dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Untuk itu, dalam berinternet harus cermat dan cerdas dalam menggunakannya.
Hal itu diungkapkan, Musaiyana, CEO & Founder Sampang Young Inspiration, dalam sesi acara Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital wilayah Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Senin (14/6/2021).
“Tanpa kita sadari, pada saat ini sudah ketergantungan teknologi. Hal itu dibuktikan dengan lebih baik ketinggalan dompet dibandingkan ketinggalan smartphone. Karena kalau ketinggalan dompet kita masih bisa bertansaksi melalui smartphone, berbeda kalau ketinggalan smartphone kita akan bingung. Karena hampir 24 jam kita tidak berhenti menggunakan sosial media di smartphone,” ujar Musaiyana.
Lanjut dia, untuk itu dalam menggunakan media sosial harus bijak dalam jejak digital. Karena jejak digital terbagi dua, aktif dan pasif. “Untuk digital aktif adalah jejak digital yang sengaja diunggah oleh pengguna misalkan unggah foto di Facebook, memberikan like di unggahan Instagram. Sedangkan jejak digital pasif adalah jejak digital yang ditinggalkan tanpa disadari, seperti jejak digital di maps,” ujarnya.
Dia juga menambahkan, era digital saat ini banyak memudah pengguna untuk berkomunikasi dengan rekan maupun kawan. Selain itu juga dalam berinteraksi dengan orang baru bisa melihat rekam jejak digital melalui internet. Apakah orang tersebut memiliki rekam jejak digital negatif atau positif.
Saat era digital ini, sangat mudah mencari jejak digital. Untuk itu, kita harus memiliki rekam jejak positif. Ada beberapa hal yang bisa dilakukuan. Yaitu:
- Pola Mindset – membaca peluang berhubungan dengan kebutuhan masyarakat.
- Literasi Digital – paham, kenal, dan mengerti kebenaran informasi.
- About Legacy – memahami warisan yang ditinggalkan.
- Content Plan – mempunyai smart plannging buat konsistensi konten.
- Build Circle – positif hindari lingkungan toxic peoples.
“Ikut bergerak bersama membangun Indonesia melalui daerah dengan rekam jejak yang positif,” kata Musaiyana.
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat meluncurkan Gerakan Nasional Literasi Digital mengungkapkan, kecakapan digital harus ditingkatkan dalam masyarakat agar mampu menampilkan konten kreatif mendidik yang menyejukkan dan menyerukan perdamaian. “Sebab, tantangan di ruang digital semakin besar seperti konten-konten negatif, kejahatan penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, ujaran kebencian, radikalisme berbasis digital,” ujar Presiden Joko Widodo.
Webinar Literasi Digital Nasional 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi, ini juga menghadirkan pembicara lain seperti Fendi Agus Syaputra (Founder Kominitas Yuk Baca dan Owner Bang Pen Clothing), Aryo Hendarto (Founder Sajiwa & Caritempat.id), Prasetyo Adi (Founder Kawabiki Digital Branding), dan Key Opinian Leader Vinsky Astari yang juga seorang Konten Creator Musik.
Gerakan Literasi Digital Nasional 2021 merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia Kegiatan ini diprakarsai Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo RI) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada tahun 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.