Hadapi Era Ekonomi Digital, Modal Utamanya SDM Berkualitas
wartaevent.com – Jakarta. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi modal penting dan utama bagi Indonesia untuk memasuki era ekonomi digital. Oleh karena itu, Pemerintah mendorong berbagai pihak untuk terlibat mencetak lebih banyak SDM andal agar daya saing ditingkat global meningkat.
Presiden Joko Widodo saat membacakan Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam rangka HUT Ke-47 Proklamasi Kemerdekaan RI di depan Sidang Bersama DPD RI dan DPR RI di Jakarta, Jumat (16/08/2019), mengatakan saat negara-negara lain ekonominya melambat, ekonomi Indonesia harus mampu tumbuh.
Baca Juga : Presiden Jokowi Menghimbau Produk Lokal Bersaing di Pasar Global
Kepala Negara juga menjelaskan, salah satu kunci kesuksekan itu dapat diraih dengan terus meningkatkan daya saing nasional dan dengan bertumpu pada kualitas SDM. SDM yang berkualitas merupakan modal penting memasuki era ekonomi berbasis digital. Berbagai program pembangunan SDM harus disiapkan, untuk memastikan bonus demografi menjadi bonus lompatan kemajuan.
Indonesia memiliki modal awal untuk bersaing di tingkat global karena jumlah penduduknya nomor empat terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia berusia muda dengan kelas menengah tumbuh dengan pesat.
“Saya yakin dengan fokus pada peningkatan kualitas SDM, Indonesia dapat segera mewujudkan visinya menjadi negara maju. Dengan tekad tersebut, tema kebijakan fiskal tahun 2020 adalah APBN untuk akselerasi daya saing melalui inovasi dan penguatan kualitas SDM,” katanya.
Sebelumnya, Pemerintah telah berkomitmen untuk mewujudkan pembangunan SDM di berbagai daerah, sesuai tema perayaan 74 tahun Republik Indonesia, yaitu menciptakan “SDM Unggul Indonesia Maju”.
Fokus RAPBN 2020 akan diarahkan pada lima hal utama. Pertama, penguatan kualitas SDM untuk mewujudkan SDM yang sehat, cerdas, terampil, dan sejahtera. Kedua, akselerasi pembangunan infrastruktur pendukung transformasi ekonomi.
Baca Juga : Menpar Sebut Miliki Setrategi Tingkatkan SDM Pariwisata Indonesia
Ketiga, penguatan program perlindungan sosial untuk menjawab tantangan demografi dan antisipasi “aging population”. Keempat, penguatan kualitas desentralisasi fiskal untuk mendorong kemandirian daerah. Kelima, antisipasi ketidakpastian global.
Dalam RAPBN tahun 2020, belanja negara direncanakan akan mencapai Rp2.528,8 triliun, atau sekitar 14,5 persen dari PDB. Belanja negara tersebut akan digunakan untuk memperbaiki kualitas SDM dan melanjutkan program perlindungan sosial untuk menjawab tantangan demografi. [*]