Hario Café Tokyo dan Ryan Wibawa Sajikan Pengalaman Kopi Autentik dengan Teknik Manual Brew
Mengusung Gelombang Ketiga dalam Budaya Kopi Indonesia
Sementara itu CMO ZB Group, Martono, menjelaskan bahwa Hario Café Tokyo ingin memperkenalkan konsep “slow coffee” atau “pour over” kepada masyarakat Indonesia. Konsep ini berbeda dengan budaya minum kopi yang lebih umum, seperti menggunakan mesin espresso.
Menurut Martono, kehadiran Hario Café Tokyo di Jakarta ini ingin memperkenalkan cara menikmati kopi yang menjadi bagian dari third wave atau gelombang ketiga dalam budaya kopi di Indonesia, di mana penikmat kopi mulai lebih mementingkan kualitas dan cita rasa unik dari biji kopi.
Baca Juga : Starbucks Ajak Pelanggan Sumbangkan Bibit Pohon Kopi
“Gelombang pertama dalam budaya kopi di Indonesia adalah kopi sachet, kemudian gelombang kedua diperkenalkan oleh brand seperti Starbucks dengan mesin espresso otomatis. Kini, kami percaya gelombang ketiga akan membawa penikmat kopi yang lebih segmented, yang mengapresiasi rasa kopi yang eksotik dan unik,” ujar Martono.
Fokus pada Kualitas dan Edukasi Kopi
Selain menawarkan berbagai varian kopi dari Indonesia dan Kolombia, Hario Café juga berkomitmen untuk mengedukasi konsumennya tentang cara menikmati kopi dengan metode manual brew.
Salah satunya adalah dengan mengadakan acara “free cupping” di mana konsumen dapat belajar langsung dari para barista mengenai teknik penyeduhan kopi yang tepat.
Baca Juga : Amsterdam Coffee Festival 2024: Presentasikan Ketahanan dan Inovasi Kopi Indonesia di Tengah Krisis Iklim
“Kami tidak hanya ingin memperkenalkan alat Hario, tetapi juga mengajarkan bagaimana cara menikmati kopi dengan teknik slow coffee. Ini adalah pengalaman yang berbeda dan unik, dan kami berharap para penikmat kopi di Indonesia dapat menghargai dan menikmati proses ini,” tambah Martony.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun segmen pasar untuk slow coffee ini masih terbatas dan lebih segmented dibandingkan dengan kopi yang diseduh menggunakan mesin espresso, Martony optimis bahwa kehadiran Hario Café Tokyo akan mendapatkan tempat di hati para penikmat kopi di Indonesia.
Tantangan terbesar, menurutnya, adalah pada pricing, mengingat proses penyeduhan manual membutuhkan biji kopi dengan kualitas tinggi yang biasanya lebih mahal.
Baca Juga : Begini Peluang Ekspor Kopi Indonesia di Tahun 2024
Namun, dengan fokus pada kualitas dan edukasi, Hario Café yakin dapat menarik minat konsumen yang mencari pengalaman kopi yang lebih mendalam dan berbeda.
“Dengan pembukaan Hario Café di One Satrio ini, diharapkan konsep slow coffee dan teknik manual brew dapat semakin dikenal dan diterima oleh masyarakat Indonesia, membawa budaya kopi di Indonesia menuju ke gelombang ketiga yang lebih fokus pada kualitas dan rasa,” tambah Mike, Head Barista Hario Café. (*)
- Editor : Fatkhurrohim