News

ICWA Menyelenggarakan Diskusi Tentang Kedekatan Indonesia dengan Pasifik

Pembicara ketiga, Dubes Benyamin Carnadi yang pernah menjadi Kepala Perwakilan RI di Suva pada tahun 2018-2023 menambahkan bahwa negara-negara kepulauan di kawasan Pasifik acap kali dilupakan. Padahal, deretan negara kepulauan tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak tetangga Indonesia.

”Di Pasifik ini ada sekitar 14 negara dan Fiji adalah salah satu yang terbesar dan termapan serta memiliki konektivitas yang cukup baik sebetulnya. Namun, konektivitas bukan ke arah kita melainkan ke Amerika,” ujar Benyamin Carnadi.  

Baca Juga : Pengalaman Para Diplomat Wajib Dipelajari Pelaku dan Pemerhati Polugri: Kesimpulan Prodi HI Unpad

Mereka punya penerbangan langsung ke San Fransisco dan Los Angeles, lalu ke Singapura tetapi tidak tiap hari. Apakah konektivitas ini akan menjadi salah satu agenda yang diperjuangkan? Tentu, karena sesuai dengan arahan Presiden RI pada waktu itu  yaitu memperkuat diplomasi ekonomi.

Salah satu komponen penting dari diplomasi ekonomi adalah penguatan konektivitas itu, sektor perhubungan. Bagaimana dua negara bisa berhubungan secara ekonomi kalau tidak memiliki jalur perkapalan untuk angkut barang misalnya. atau untuk hubungan antarmanusianya. Yang paling baik memang dengan jalur udara.

Baca Juga : Apresiasi Jerman Terhadap Kepemimpinan Indonesia di Kawasan Indo-Pasifik

Teman-teman di Suva melakukan market intelligence, ternyata barang-barang Indonesia cukup banyak di sana tetapi kebanyakan masuk via Singapura. Kalau dari angka perdagangan, pada 2017 tidak besar yakni US$22 jutaan dan surplusnya ada di kita.

Menyukseskan ”Diplomasi Ekonomi” adalah tugas khusus yang diamanatkan kepada Ben Carnadi dan yang paling ditekankan memang diplomasi ekonomi. ”Kita ingin meningkatkan hubungan perdagangan, konektivitas, jalur penerbangan dan laut. Sebetulnya, Fiji dan negara-negara kepulauan di Pasifik ini memiliki kedekatan geografis dengan kita, sebetulnya tetangga,” imbuh Benyamin Carnadi.

Pembicara terakhir, Direktur Pasifik dan Oseania Kemlu, Adi Dzulfuat menyatakan bahwa Indonesia ingin berkontribusi lebih bagi negara-negara di Pasifik, terutama karena kesamaan ras Melanesia antara Indonesia khususnya Papua dengan negara-negara di kawasan itu.

Baca Juga : Acara Bedah Buku dan Seminar Nasional ASEAN Berlangsung Sukses di Universitas Hazairin Bengkulu

“Kita ingin bisa lebih berkontribusi karena Indonesia merupakan bagian dari keluarga besar Pasifik,” kata Adi Dzulfuad.  “Oleh karena itu dalam konteks kenegaraan maka Indonesia ingin berkontribusi lebih dalam berbagai sektor guna mendukung kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia maupun Pasifik,” ujarnya menambahkan.

Adi menjelaskan, Indonesia berkeinginan meningkatkan kerja sama dengan negara-negara di kawasan Pasifik guna menunjang pembangunan fisik. Indonesia meningkatkan kerja sama ekonomi dengan negara-negara Pasifik Selatan, termasuk perdagangan dan investasi, untuk membangun kepercayaan dan interdependensi.

Baca Juga : ‘Tulisan Para Diplomat Wajib Dibaca Pemerhati Polugri’, Komentar Tantowi Yahya

Pada 2019, Indonesia meluncurkan Indonesian Aid yang kemudian dikelola Lembaga Dana Pembangunan Kerja Sama Internasional (LDPKI) sebagai upaya mendukung diplomasi pembangunan sebagai middle power. Namun, kemampuan finansial yang dimiliki Pemerintah Indonesia masih terbatas pada perannya sebagai alternatif donor di kawasan Pasifik.

Pada tahun 2022, Kemenlu membentuk Direktorat Pasifik dan Oseania sebagai upaya untuk memfokuskan keterlibatan Indonesia di kawasan kepulauan Pasifik. Kehadiran direktorat yang sekarang dipimpinnya tersebut menjadi langkah strategis yang perlu ditunjang oleh sumber daya manusia yang memiliki literasi Pasifik yang baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *