Indonesia dan Kepemimpinan di ASEAN
C. Covid-19
(Hidup bersama pandemik)
ASEAN harus terus memerangi diskriminasi dan politisasi vaksin, dan menyuarakan pentingnya akses yang sama terhadap vaksin untuk semua. Diketahui bahwa saat ini tingkat vaksinasi lengkap dua dosis di ASEAN masih 10% di bawah rata-rata dunia.
Sehingga perlu dipercepat untuk menyamai capaian vaksinasi dunia. COVID-19 ASEAN Response Fund harus diubah menjadi dana kesehatan regional yang kuat, untuk mendanai akses ke perangkat medis, diagnostik, obat-obatan, dan vaksin pada saat darurat. Cadangan Perbekalan Kesehatan Regional ASEAN perlu terus diperkuat.
Pada saat yang sama, kawasan ASEAN didorong untuk menjadi hub regional untuk produksi alat kesehatan, diagnostik, obat-obatan dan vaksin. Hal ini untuk menjamin pasokan kebutuhan negara-negara ASEAN pada saat terjadi kedaruratan kesehatan masyarakat.
D. Kerjasama Ekonomi
Asian Development Bank (ADB) Outlook 2021 memperkirakan pertumbuhan ekonomi ASEAN pada 2022 sebesar 5%. Indonesia dan negara anggota ASEAN lainnya menekankan pentingnya pemulihan perjalanan turisme yang aman dari Covid-19. Oleh karena itu pelaksanaan koridor perjalanan (travel corridor) layak segera dimulai.
Sebagai suatu kawasan yang perkembangan internetnya maju, perekonomian digital harus terus dimanfaatkan untuk kepentingan semua negara anggota. Sangat menjanjikan, bahwa ekonomi digital di ASEAN telah meraup penghasilan sebesar 100 miliar Dollar AS pada tahun 2020.
Ini adalah suatu “stepping stone” untuk perkembangan ekonomi di Kawasan ASEAN dan bisa dicatat sebagai salah satu kontribusi ASEAN kepada pemulihan ekonomi global.