News

Indonesia Maju dalam Masalah Persatuan dan Pemberdayaan Perempuan

Selanjutnya Agus Sriyono, Dubes RI untuk Tahta Suci Vatikan 2016-2020 menyampaikan pandangannya, untuk menjelaskan praktek diplomasi dalam mempromosikan habit of dialog dan nilai-nilai toleransi dalam keberagaman saat menjadi Dubes di Vatican.

Baca Juga : Mengenal Sosok Zendaya, Perempuan Muda Berbakat yang Jadi Masa Depan Hollywood

“Saat bertugas di Vatikan, pada pertengahan tahun 2018 kami mengundang 45 diaspora Indonesia dari 21 negara di Eropa yg berasal dari berbagai agama (lintas agama)  untuk datang ke Vatikan guna memformulasikan rekomendasi bagi penguatan kerukunan antar-umat beragama di Indonesia,” tambahnya.

Masalah Inklusivitas dalam Pemberdayaan Perempuan

Trie Edi Mulyani, mantan Dubes RI untuk Kolombia menyoroti pentingnya peningkatan peranan perempuan di Indonesia. Sebagai perempuan apalagi diplomat perempuan, semua harus peduli pada peningkatan peran wanita dalam pembangunan dan khususnya dalam bidang diplomasi.

Wanita, harus mengubah mindset, berani melawan paradigma lama tentang perempuan. Perempuan bukan obyek, tapi  subyek yang mampu berkontribusi. Bahwa perempuan punya hak dan tanggung jawab yang sama dengan pria.

Baca Juga : Begini Peran Perempuan dalam Membangun Indonesia dari Desa

“Oleh karena itu kita harus berani menghadapi tantangan, harus berani bergerak untuk memajukan isu-isu perempuan,” terang Trie Edi Mulyani yang akrab dipanggil Niniek ini.

Selanjutnya disampaikan oleh Niniek bahwa di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) sendiri tahun 2020 jumlah diplomat wantia mencapai 38%, sudah melampaui treshold 30%. “Merupakan kemajuan luar biasa dibandingkan ketika saya masuk thn 1984 yang hanya mencapai 10%”, kata Niniek.

Dari tahun ke tahun jumlah wanita yang menduduki jabatan eselon satu dan dua di Kemenlu dan yang menjabat sebagai Kepala Perwakilan apakah itu Duta Besar ataupun Konsul Jenderal juga semakin meningkat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *