Event

Indonesia Tourism Outlook 2018: Membaca Tren Pariwisata Kedepan

Warta Event, Jakarta– Indonesia memiliki prospek dan potensi pariwisata yang besar meski tantangannya cukup berat ditahun mendatang. Terutama di bidang digital marketing, pengembangan pariwisata berkelanjutan, dan kelembagaan.

PicsArt_11-02-10.23.55

“Ada tiga deregulasi signifikan telah diterapkan di antaranya pemberlakuan visa free, penyederhaan perizinan yacht atau kebijakan CAIT dan Cruise Cabotage Principle,” Ujar Arief Yahya, Menteri Pariwisata Indonesia ketika memberi materi di Indonesia Torism Outlook 2018, Double Tree Hotel Cikini (1/10).

Pengamat Ekonomi Faisal  Basri justru menyarankan, sektor pariwisata dinilai perlu melakukan diversifikasi destinasi atau tujuan wisata. Diversifikasi untuk menekan kemungkinan tingginya jumlah wisatawan dari dalam negeri untuk liburan ke luar negeri.

“Oleh karena itu diversifikasi tujuan wisata dan peningkatan daya tariknya sangat penting untuk meredam fenomena tersebut, selain itu penentuan harga dan keseimbangan outbond-inbound,” kata Faisal.

Hal senada disampaikan Senior Vice-President, Government and Industry Affairs, World Travel and Tourism Council – World Travel & Tourism Council (WTTC) Helen Marano yang mengatakan Indonesia memiliki potensi yang besar namun memiliki pekerjaan rumah di antaranya untuk mendistribusikan jumlah traveller secara lebih merata.

“Selain itu juga perlu mengedukasi pelaku industri pariwisata konvensional mengarah pada digital marketing,” katanya.

Sementara Head of Destination Marketing Asia Pacific TripAdvisor Sarah Mathew mengatakan potensi dan prospek pariwisata semakin tampak cerah dimana pihaknya mencatat dalam setahun terakhir ada peningkatan 30 persen traveller yang memilih Asia Pasifik termasuk Indonesia sebagai destinasi wisata.

Oleh karena itulah, sebagai penyelenggara ITO 2018 Ketua Umum Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar) Fathurrokhim mengatakan peran industri pendukung mulai dari asuransi, maskapai, asosiasi, hingga gabungan pelaku industri pariwisata sangat penting untuk mendukung pariwisata Indonesia agar semakin cerah prospeknya.

“Mengemas prospek dan tantangan pariwisata dalam Indonesia Tourism Outlook 2018 menjadi sesuatu yang amat membanggakan ketika banyak pemangku kepentingan kemudian peduli dan memberikan masukan yang berarti,” katanya.

Fowarpar juga menggarisbawahi pentingnya “sustainable tourism development” atau pengembangan pariwisata berkelanjutan untuk diterapkan diikuti digital tourism sebagai upaya merespon perkembangan global.

Sebagaimana disampaikan praktisi marketing Yuswohady bahwa era “leisure economy” sudah menjelang ketika masyarakat beralih untuk membeli produk ke membeli “pengalaman” maka dari situlah kemudian pariwisata menjadi sektor yang amat prospektif untuk dikembangkan.