WARTAEVENT.COM, Kab. Madiun – Saat ini, media sosial sudah menjadi bagian penting dari kehidupan kita sehari-hari. Hampir semua orang memiliki akun media sosial dan kita bisa menggunakannya untuk berbagai hal. Salah satu fitur yang terdapat di berbagai media sosial adalah kolom komentar. Ini bisa kita gunakan untuk berkomentar terhadap konten atau isi unggahan seseorang.
Hal itu disampaikan, Aprillia Frinanda Setiawan (Beauty Content Creator) sebagai Key Opinion Leader, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin (04/10/2021).
Ia mengungkapkan, dalam berkomentar, tentu perlu berhati-hati. “Karena komentar yang menyalahi undang-undang bisa membuat kita terjerat hukum. Namun, tak hanya soal hukum, etika pun tak kalah penting,” paparnya.
Apa saja etika dalam berkomentar di media sosial yang perlu kita perhatikan seperti:
Dalam komunikasi sehari-hari, salah paham bisa terjadi kalau kita hanya mendengarkan kata-kata orang lain sebagian saja, tidak keseluruhan. Hal ini pun bisa terjadi dalam bermedia sosial. Kalau kita hanya membaca, mendengarkan, atau menonton sekilas saja konten seseorang, bisa jadi kita bisa salah paham maksud orang tersebut sebenarnya. Untuk itu, sebelum berkomentar, pastikan simak kontennya baik-baik dari awal sampai akhir. Kalau konten tersebut terdiri dari beberapa bagian, simak semuanya. Jangan buru-buru berkomentar sebelum melakukan itu karena bisa salah paham dan malah memberikan komentar yang akan mempermalukan diri sendiri.
Setelah menyimak konten secara keseluruhan, pastikan memberikan komentar yang memang berhubungan dengan isi konten. Memberi komentar yang tidak nyambung bukan hanya tak berguna, tapi juga menyebalkan. Komentar semacam itu bisa mengganggu orang lain yang sedang berinteraksi atau mencari info tambahan dari kolom komentar. Hal ini khususnya sangat penting di konten yang mengandung kabar bencana atau dukacita. Kalau kamu malah memberi komentar yang gak nyambung, itu sangat tidak sopan dan etis. Orang yang sedang berduka bisa sakit hati karena kamu seolah mempermainkan perasaan dukacita yang ia rasakan.
Etika lain yang sangat penting tentu saja adalah sopan santun dalam komentar itu sendiri. Dalam interaksi secara langsung dengan orang lain, pasti bisa berkata-kata dengan sopan dan tidak menyinggung, bukan? Nah, terapkan itu juga pada saat berkomentar di media sosial. Memberi komentar yang menyinggung perasaan bukan hanya gak etis, tapi juga berpotensi dibawa ke ranah hukum. Meskipun si pembuat konten tidak mempermasalahkannya, bisa jadi orang lain yang akan tersinggung dan membuat kita dalam masalah.
Jenis komentar lain yang sangat mengganggu adalah komentar yang berulang-ulang. Biasanya, komentar semacam itu singkat, tapi diulang hingga puluhan bahkan ratusan kali. Sering kali, tujuannya adalah menaikkan suatu tagar atau topik supaya trending. Komentar semacam itu juga sebaiknya dihindari. Selain mengganggu, komentar seperti itu tidak bermanfaat karena tidak mengandung informasi apa-apa, apalagi kalau komentarnya tak berkaitan dengan isi konten.
Kadang, sebuah komentar di media sosial bisa memancing perdebatan warganet. Kebebasan berbicara memang membuat kita boleh-boleh saja mendebat opini orang lain. Namun, sebenarnya, tidak etis jika kita melakukannya di kolom komentar orang lain. Itu bisa mengganggu si pembuat konten dan orang-orang lain.
“Memberi komentar di media sosial memang tampaknya kegiatan yang sepele. Namun, efeknya bisa lebih besar dari dugaanmu dan bisa memberimu masalah kalau kamu sembarangan. Karena itu, jangan lupakan etika dalam berkomentar supaya kamu bisa memberi komentar yang tidak merugikan orang lain maupun dirimu sendiri,” terangnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin (04/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Faridiatus Saadah (Dosen STAI AL Anwar Serang), Tiurida Lily Anita (Faculty Member Binus University), Ziadatul Hikmiah (Dosen Psikologi Universitas Brawijaya Malang), dan Agung Sukoco (Video Content Creator at YouTube).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
WARTAEVENT.comm – Bandung. HARRIS Hotels, kembali menghadirkan annual event olahraga lari bertajuk HARRIS Day. Tahun ini bertemakan "FINAL LAP", dan… Read More
WARTAEVENT.com – Yogyakarta. Menyambut datangnya Tahun Baru 2025, Sahid Raya Hotel & Convention Yogyakarta kembali menghadirkan event spektakuler bertajuk "Malioboro… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) semakin memperkuat komitmennya dalam meningkatkan layanan digitalisasi pemesanan tiket online melalui aplikasi… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. Artotel Group dan PT Bandung Infra Investama (Perseroda) resmi menjalin kemitraan untuk mengelola ARTOTEL Kiara Artha Bandung,… Read More
WARTAEVENT.com – Ketapang. Menjelang puncak musim liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memastikan kesiapan… Read More
WARTAEVENT.com – Yogyakarta. ARTOTEL Yogyakarta mempersembahkan acara istimewa Homeground: Magnificent Seven Intimate Fun Trail Run, Minggu (8/11/2024) mendatang, untuk merayakan… Read More
Leave a Comment