Inilah Bahayanya Jejak Digital
WARTAEVENT.COM, Kab. Ngawi – Di era digital ini, masih banyak masyarakat yang tidak menyadari bahaya jejak digital yang tersimpan di media sosial. Didukung gadget canggih yang dimiliki, mereka kerap membagikan foto hingga video pribadi di media sosial. Padahal ada bahaya yang mengintai dari jejak digital yang terekam.
Jejak digital adalah jejak data yang tertinggal di dunia maya baik yang pengguna sadari seperti mengunggah foto dan video maupun yang tidak disadari seperti rute pada Gmaps maupun laman yang dikunjungi. Semua jejak data ini sulit dihilangkan dan rentan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Hingga kini masih banyak pengguna yang membagikan informasi pribadinya di internet. Padahal tindakan tersebut berisiko mendatangkan berbagai masalah serius di masa mendatang.
DR. Emalia Iragiliati, Ahli Pragmatic & Doktor Bidang Pragmatik Bahasa Inggris, mengingatkan kepada masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Pasalnya apa yang dibagikan di media sosial bakal meninggalkan jejak digital, sehingga meskipun sebuah postingan sudah dihapus si pemilik akun, suatu saat postingan tersebut bisa dimunculkan kembali.
“Ketika membagikan sesuatu di media sosial, orang-orang suka lupa kalau yang dibagikan itu akan menjadi bagian dari keabadian. Begitu ada yang menyimpan, maka sewaktu-waktu dia bisa mengunggahnya kembali di media sosial. Kalau itu sesuatu yang negatif, hal itu bisa saja merugikan kehidupan kita di kemudian hari yang tidak kita pikirkan sebelumnya,” ujar Emalia, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Rabu (4/8/2021).
Lanjutnya, meskipun sudah ada aturan hukum yang mengatur tentang etika menggunakan media sosial,namun hal tersebut tidak akan banyak berpengaruh bila masyarakat tidak mau menaatinya.
“Harus diingat, ketika kita memegang ponsel dan bermedia sosial, meskipun sedang sendirian, kegiatan kita itu terekam dan disaksikan orang lain, sehingga harus diperlakukan seperti ketika berada di ruang publik. Semua postingan di media sosial walau digembok, dihapus, ataupun diubah menjadi lebih pribadi tetap punya jejak digital,” ucapnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Rabu (4/8/2021) juga menghadirkan pembicara Fetty Kurniawati (Pendamping Sosial Kemensos RI), Riskiadi Purwanto (Owner of Neona Décor & Wedding Organizer), Eka Rini Widya Astuti (Ketua Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual ITSNU Pasuruan), dan Key Opinion Leader M. Kholil Subarkah (Founder Komunitas @DolanPasuruan.id).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.