Jejak Digital Ibarat Bom Waktu, Suatu Saat Bisa Menjadi Bumerang
WARTAEVENT.COM, Kab. Tulungagung – Internet adalah sebuah dunia digital yang sangat luas. Banyak sekali hal yang terdapat di internet, mulai dari informasi teks, gambar, video, dan sebagainya. Namun, sadarkah kalian bahwa semua hal dan aktivitas yang terjadi di internet itu terekam, bahkan sulit dihilangkan jejaknya.
“Segala hal yang terjadi di dunia maya tersebut memiliki trek digital atau yang lebih dikenal dengan “jejak digital”. Jejak digital merupakan kumpulan jejak dari semua data digital, baik dokumen maupun akun digital. Jejak digital dapat tersedia baik bagi data digital yang disimpan di komputer (tanpa terhubung internet) maupun yang disimpan secara online (terhubung ke internet),” ujar Ira Pelitawati, Relawan TIK Indonesia & Ketua Forum TBM Kabupaten Bekasi dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (13/7/2021).
Ada dua jenis jejak digital, yaitu jejak digital pasif dan jejak digital aktif. Untuk jejak digital pasif biasanya tidak ada tindakan yang dilakukan, seperti terekamnya alamat IP, riwayat pencarian, dan lokasi.
Sedangkan jejak digital aktif merupakan segala jejak digital yang tercipta atas peran aktif si pengguna. Contohnya seperti unggahan media sosial, mengisi formulir daring, dan juga mengirim surel.
“Jejak digital ibarat bom waktu yang siap meledak kapan saja. “Bom” bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang menargetkan pemilik jejak digital. Terlebih lagi apabila pemilik jejak digital mempunyai jejak yang buruk dan bisa merugikan dirinya sendiri,” katanya.
Untuk itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk merawat jejak digital, seperti jangan pernah posting identitas diri di media sosial, atur privasi dan keamanan di media sosial, atur privasi dan keamanan di Google, gunakan akun yang berbeda untuk berbagai keperluan, aktifkan autentifikasi dua faktor, dan cek email apa sudah dicuri.
Ia menerangkan, selain itu juga perlakukan password seperti pakaian dalammu, di mana ganti secara berkala, jangan berbagi pakai, jangan biarkan tercecer di mana saja dan jangan sampai mudah ditebak.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (13/7/2021) yang menghadirkan pembicara, Deden Sofiudin (Comdev di ICT WATCH Indonesia), Darizan Rizaludin (Business Development at INDOCENTER & Sekretaris Jenderal Relawan TIK Surabaya), dan Endrita A. Wicaksono (Digital Strategy Consultant & Digital Marketing).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.