Kabupaten Trenggalek Siapkan Grand Design Pariwisata untuk Wisatawan Berkualitas
Selain itu, Trenggalek menjadi rumah bagi Gua Lowo, gua terpanjang se-Asia Tenggara, serta kawasan hutan durian seluas 700 hektare, yang juga terbesar di Asia Tenggara. Keduanya menjadi ikon potensi ekowisata dan agrowisata yang sangat menjanjikan.
Dari sisi budaya, Trenggalek memiliki tari kuda tradisional yang berpotensi menjadi seni pertunjukan internasional dan warisan budaya dunia, serupa dengan tarian ikonik dari negara lain seperti Tarian Gabgnam di Korea Selatan dan Tarian Balle Folklorico Meksiko.
Baca Juga : Sigofi Ngolo: Ritual Sakral dari Teluk Jailolo yang Menyatukan Manusia dan Alam
Salah satu fokus pengembangan ialah menjadikan Pasar Pon sebagai pusat UMKM yang berparadigma pariwisata. Konsep yang diusung adalah transformasi pasar tradisional menjadi daya tarik wisata belanja, seperti halnya Shinsaibashi di Osaka, Jepang.

“Pasar ini akan didorong menjadi pusat kegiatan ekonomi yang hidup dan produktif setiap hari, sekaligus menjadi magnet bagi wisatawan yang ingin menikmati kekayaan kuliner dan produk lokal Trenggalek,” ujar Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin.
Pemerintah Kabupaten Trenggalek menargetkan untuk tidak hanya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan—yang kini telah mencapai 1 juta pengunjung per tahun—tetapi juga meningkatkan kualitas wisata melalui pengalaman yang lebih dalam dan berkesan.
Baca Juga : Danau Paisu Pok: Warisan Alam, Cerita Leluhur dan Permata Wisata Penggerak Ekonomi
Wisatawan didorong untuk tidak hanya menikmati keindahan panorama alam, namun juga terlibat langsung dalam aktivitas wisata, mulai dari atraksi budaya, kuliner lokal, hingga eksplorasi desa wisata.