Kado Terbaik Dari Stapala Buat Republik Indonesia
Warta Event – Jakarta. Banyak cara bagi warga negara ini untuk mempersembahkan “kado” saat merayakan hari kemerdekaan. Dari cara yang unik hingga menaklukan medan yang ekstrim nun jauh disana.
Adalah Stapala, komunitas atau kelompok pecinta alam yang berada di kampus PKN StAN yang mempunyai cara tersendiri dalam memberikan “kado” buat negaranya yang telah berusia 72 tahun. Stapala merayakan kemerdekaan RI di Gunung Elbrus. Puncak tertinggi di benua Eropa, 5642 mdpl.
Earth Jude Peter S, Bidang Dana Usaha Stpala untuk Seven Summits Dunia mengatakan, pencapaian ke puncak Elbrus menjadi puncak ke tiga dari Stapala menuju seven summits dunia.
“Kami dari Stapala sampai ke puncak Elbrus pada hari Kamis, (17/08/2017) jam 11:00 waktu Rusia. Dan kami merayakan kemerdekaan RI dengan mengibarkan bendera merah putih,” ungkap Earth Jude.
Dijelaskan oleh Bori, sebelumnya Stapala telah berhasil mencapai puncak Mt. Kilimanjaro (Tanzania, 1991) dan Mt. Carstensz Pyramid (Indonesia, 2016). “Pendakian ini sangat berarti karena merupakan kado ulang tahun dari STAPALA untuk Republik Indonesia ke-72,” tambahnya.
Tim Stapala bergabung bersama tim gabungan pendaki Indonesia yang berjumlah 12 orang terdiri dari para pendaki dari Trupaka, Mapala UI, dan Pelangi. “Stapala mengirimkan dua pendaki pria dan wanita yaitu Erny Murniasih dan Patuan Handaka Pulungan,” terangnya.
Rombongan tiba di Rusia pada tanggal 10 Agustus 2017. Proses penyesuaian tubuh dengan ketinggian (aklimatisasi) dilakukan selama lima hari berupa pendakian ke kawasan pegunungan Cheget (hingga 3300 mdpl), dan Gunung Elbrus (hingga 4700 mdpl). Puncak Mt.Elbrus Ada dua, yaitu puncak Elbrus Timur (5642 mdpl) dan Elbrus Barat (5621 mdpl). Target tim adalah menggapai Puncak Mt. Elbrus Timur.
Pada waktu proses aklimatisasi, cuaca buruk seperti hujan salju sering membuat cemas rombongan. Cuaca di Elbrus saat itu memang susah diprediksi. Langit yang cerah di pagi hari tiba-tiba bisa berubah menjadi gelap dan badai di siang harinya.
Selain penyesuian, selama proses aklimatisasi, seluruh pendaki berlatih menggunakan perlengkapan pendakian seperti double boot, crampon, dan ice axe. Berat crampon dan double boot mencapai lima kilogram sehingga sering mempersulit proses pendakian.
Tanggal 17 Agustus 2017, Pk. 01.00 (waktu setempat), tim melakukan summit attack (mendaki puncak) Mount Elbrus. Cuaca cukup cerah mengiringi pendakian ke puncak. Jalur pendakian menuju puncak Elbrus dipilih melalui jalur selatan, dari Baksan Valley, dan berlanjut melalui Garabashi menuju Puncak Elbrus.
Medan bersalju yang sangat berat membuat pendakian berjalan lambat. Sebagian anggota tim belum terbiasa menggunakan crampon (sepatu khusus di jalur pendakian salju). Setelah berjalan selama tujuh jam terus menerus, sebagian tim tidak dapat meneruskan pendakian karena kelelahan.
Tinggal lima pendaki yang meneruskan pendakian ke Puncak Mt.Elbrus. Dengan semangat tinggi dan motivasi besar memberi kado pada ulang kemerdekaan RI rombongan akhirnya dapat mencapai puncak Pk. 11.00 (waktu Rusia).
Cuaca berubah sangat cepat. Pada perjalanan turun tim dihadang badai hujan salju. Jarak pandang tidak sampai lima meter. Para pendaki harus berjalan dengan sangat perlahan. Selainitu, kondisi fisik seluruh anggota tim sudah sangat menurun.
Hingga akhirnya Pk. 17.00 (waktu Rusia) seluruh anggota tim berhasil mencapai basecamp pendakian di Barrels Hut dengan selamat. Dan, rombongan kembali ke tanah air pada tanggal 25 Agustus 2017 lalu. [Fatkhurrohim]