Kampanyekan #BalikinSenyum Polident Meningkatkan Akses Perawatan Gigi Tiruan di Indonesia
Dalam pengembangannya, POLINA telah dilatih dengan materi kesehatan gigi yang terkurasi dan sesuai dengan praktik kesehatan di Indonesia. Teknologi ini juga dilengkapi dengan kemampuan untuk memahami bahasa sehari-hari, bahkan rencananya akan mengakomodasi berbagai bahasa daerah, agar lebih mudah dimengerti oleh masyarakat luas.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (2023), sekitar 18% dari masyarakat Indonesia yang berusia 35-44 tahun mengalami kehilangan gigi, dengan angkanya semakin meningkat pada kelompok usia yang lebih tua. Sayangnya, hanya 3,1% dari orang Indonesia yang mengakses perawatan gigi tiruan, dan biaya yang cukup tinggi menjadi kendala utama.
Baca Juga : Halomed Hadir di RSU Menteng Mitra Afia Padukan Kebijakan Kesehatan Pemerintah
“Biaya perawatan gigi yang tinggi membuat banyak orang tidak mampu mendapatkan gigi tiruan, padahal kehilangan gigi dapat mempengaruhi fungsi mulut dan kualitas hidup seseorang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus memberikan akses yang lebih mudah dan terjangkau untuk layanan kesehatan gigi,” kata dr. Gregorius Anung Trihadi.
Prof. Dr. drg. Titik Ismiyati, M.S. Sp. Prosto, dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), menambahkan, penggunaan gigi tiruan sangat penting untuk menjaga fungsi mulut, kemampuan berbicara, dan mengunyah dengan baik. Dengan perawatan yang tepat, gigi tiruan dapat mengembalikan kepercayaan diri penggunanya.
Baca Juga : Dukung Program Pemerintah Cegah Covid-19, Naraya Medical Center Buka Layanan di 34 Cabang
Polident berharap kampanye ini dapat memperluas jangkauan akses perawatan gigi tiruan ke daerah-daerah lain di Indonesia dapat memberikan dampak sosial yang lebih luas, terutama dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan memperbaiki kesehatan gigi dan mulut mereka. (*)
Editor : Fatkhurrohim