
WARTAEVENT.com – Banjarmasin. Kejahatan siber atau di dunia maya kian merajalela di tengah tingginya aktivitas masyarakat menggunakan internet. Beragam bentuk penipuan telah banyak merugikan masyarakat lantaran rendahnya literasi digital mengenai keamanan siber. Padahal, menerapkan keamanan siber tidak terlalu rumit.
Demikian yang mengemuka dalam webinar bertema “Waspada! Jangan Mudah Terpancing Link Phising” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Jumat (23/9), di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Baca Juga : Ajarkan Anak Generasi Alfa Tentang Etika di Dunia Digital
Webinar ini dimoderatori oleh Tristania Dyah dan menghadirkan narasumber seperti anggota Relawan TIK Kabupaten Bogor, Verra Rousmawati; dosen Fakultas Informasi dan Komunikasi Universitas Islam Bandung dan Co-Founder Japelidi, Santi Indra Astuti; serta Kepala Bidang Kesekretariatan Relawan TIK Kalimantan Barat, Rahmad Widyo Utomo.
Verra mengungkapkan bahwa pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan. We Are Social mencatat bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.
Baca Juga : Gunakan Medsos dengan Bijak, Lawan Perundungan dengan Prestasi
Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, indeks atau skor literasi digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori “sedang”.
Gaya hidup berbasis teknologi menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan berbagai aktivitas. Sisi buruknya adalah rendahnya pengamanan atau pengetahuan keamanan menyangkut aktivitas digital tersebut. Salah satu ancaman terhadap keamanan digital yang marak adalah phising dan scam.
Untuk mencegah menjadi korban phising, menurut Santi, harus tahu teknik dan cara kerjanya. Sebagai mitigasi dini agar tidak menjadi korban harus paham tentang kategori informasi pribadi yang hendak dipasang atau diunggah di akun media sosial maupun di internet. Pasalnya, phising bertujuan untuk mendapatkan informasi data pribadi.
“Waspadai jangan sembarang meng-klik tautan yang dipakai dalam teknik phising. Umumnya, pelaku phising menggunakan tautan http:/ bukan https://. Lalu, cermati hostingnya karena mereka umumnya menggunakan domain ‘segala umat’.
Baca Juga : Tidak Menjamin 100 Persen Aman, Lindungi Data Dirimu di Internet, Ini Caranya
Sebagai pemateri terakhir, Rahmad menuturkan, untuk mencegah diri kita menjadi korban kejahatan siber, ia menyarankan agar jangan sembarangan memberikan informasi pribadi di internet atau di media sosial; selalu memperbarui perangkat lunak pada gawai; hindari penggunaan perangkat lunak yang tidak resmi; serta beri keamanan berlapis pada akun-akun, seperti e-mail, media sosial, maupun akun di lokapasar.
“Jangan lupa untuk mengganti password secara berkala dan terapkan one time password (OTP) yang bertujuan untuk menghindari kelemahan sebuah sistem. OTP terdiri dari empat atau enam angka yang dikirimkan melalui SMS atau e-mail,” ucap Rahmad.
Baca Juga : Jangan Mau jadi Korban, Ini Cara Pilih Pinjol yang Aman dan Legal
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0. [*]