WARTAEVENT.com – Jakarta. TTC Travel Mart kembali digelar dalam format lama yakni offline dan hadir di 2 kota yaitu Jakarta pada (07/06/2022) di Hotel Santika Hayam Wuruk, kemudian untuk yang di Kota Surabaya akan berlangsung di Hotel JW Marriott pada esok hari, Kamis (09/06/2022).
Kidung Pascalis, Project Manager TTC Indonesia mengatakan, TTC Travel Mart tahun ini harus diakui kondisinya belum balik secara penuh seperti sebelum masa pandemi Covid-19, baik dalam jumlah angka untuk seller maupun buyernya.
Baca Juga : TTC Travel Mart International Kembali Digelar, Ini Harapan Para Sellers
Meski demikian lanjut Kidung, minat seller sudah sangat bagus, pun demikian dengan para buyernya. Hal ini ditandai dengan hadirnya 30 persen seller yang benar-benar baru mengikuti TTC Travel Mart.
“Jujur ini bikin kaget. Tak kira akan banyak seller-seler lama, akan tetapi justru para seller baru. Area destinasinya juga beragam, mulai dari Asia, Eropa, Timur Tengah,” ungkap Kidung.
Baca Juga : 100 Persen Virtual, Ini Aroma dan Semangat Baru TTC Travel Mart di Kuarter 4 Tahun Ini
Lebih lanjut dia menerangkan, penyelenggaraan TTC Travel Mart yang memasuki tahun ke 35 momennya sangat tepat, di mana negara Jepang dan Korea sudah membuka bordernya. Dan di TTC kali ini ada 2 seller dari Jepang dan 2 seller dari Korea.
Untuk profil seller Eropa ada Turki, Spanyol, Bhutan, Slovenia, Islandia, Jerman, Kroasia. Kemudain dari Asia ada India, Korea Selatan, Thailand, Singapura, Vietnam, Jepang, Uni Emirat Arab. “Untuk ASEAN memang belum terlalu kelihatan banyak di event kali ini. Justru lebih banyaknya Eropa. Dubai juga banyak yang ikut,” terangnya.
Masing-masing seller ini terdiri dari tour operator, hotel, asuransi, tourism attraction, Holyland Operator, dan Umroh Operator. “Prosentase seller itu 30 persen baru 70 persen lama. Buyer yang baru juga sangat banyak,” ujar Kidung.
Baca Juga : TTC Travel Mart Semi Virtual : Embrio Baru Bursa Wisata Independen di Era Pandemi
“Untuk event yang Jakarta jumlah Sellernya ada 48, dan besok Kamis, (09/06/2022) pas di Surabya ada 41 seller. Untuk buyer di sesi pertama terbilang bagus ada sekitar 300 buyer. Sedikitnya ada 600 buyer hingga sesi 2 yang berakhir menjelang sore,” imbuhnya.
KTO Sosialisasikan Prosedur Masuk ke Korea
Akhmed Faezal, MICE Manager dari Korea Tourism Organization (KTO)—salah satu peserta TTC Travel tahun ini menyatakan, melalui TTC Travel Mart kali ini, KTO seperti diberi kesempatan untuk one stop selling. Hanya dengan duduk di meja TTC Travel Mart sudah dapat bertemu banyak dengan seluruh travel agent dari mana saja.
Baca Juga : Imbas Virus Corona, Sejumlah Negara Batal Bertransaksi di TTC Travel Mart 2020
Untuk itu tambah Ical—sapaan akrabnya, TTC Travel Mart menjadi momen yang tepat bagi KTO untuk menginformasikan kalau Korea sudah buka per 1 Juni 2022, kemudian sosialisasi prosedur masuk ke Korea secara dasarnya.
Sebagai informasi dasar, bahwa untuk berwisata ke Korea masih diperlukan VCR. “Sebelum bernagkat ke Korea, wisatawan wajib VCR 48 jam atau 2 hari sebelumnya dan atau antigen sehari sebelumnya. Sesampainya di Korea wisatawan kembali wajib VCR. Antigen tidak diperbolehkan. Korea memang Cukup ketat. Tapi ketika hasil VCR dinyatakan negative wisatawan sudah dapat langsung melancong,” terang Ical.
Terkait vaksin, Korea menerima wisatawan yang 2 kali vaksin yang diakui oleh WHO di antaranya AstraZeneca, Mordena, Johson & Johson, dan Pfizer. “Kalau sudah booster lebih bagus. Sementara itu bagi yang vaksinnya Sinovakc diperlukan vaksin ke tiga,” urainya.
Baca Juga : TTC Travel Mart Signature, Peliknya Membidik Kelas Premium di Bursa Wisata Independen
Perlu menjadi catatan, wisatawan Indonesia ke Korea sebelum pandemi Covid mencapai lebih dari 300 ribu wisatawan. Di semester kedua, pihak KTO – Jakarta, mentarget kan angka 50 persen jumlah kunjungan sebelum masa pandemi alias 150 ribu wisatawan.
Pihak KTO sendiri pun mengakui, akan ada beberapa kendala untuk berangkat ke Korea, di antaranya adalah harga tiket pesawat yang masih tinggi. “Belum lama ini harga tiket pesawat ke Korea untuk Pergi Pulang (PP) mencapai Rp14 juta. Padahal dulu cuma Rp9 juta PP,” katanya.
Baca Juga : Bangkitkan Kembali Pariwisata Outdoor, 10 Seller Hadir Tawarkan Paket di UMKM Pariwisata Virtual Mart
Selain itu untuk land coast atau biaya hidup disana seperti hotel, restoran, sewa kendaraan dan lainnya pun untuk saat ini masih tinggi. “Tapi ini wajar, karena selama 2 tahun pelaku pariwisata disana pun terpuruk. Ini menjadi momen untuk mengembalikan revenue mereka,”pungkasnya. [*]
- Editor : Fatkhurrohim