Kemenpar Diharapkan Memasukan Poin-poin Mitigasi Bencana di 10 Destinasi Bali Baru
wartaevent.com – Jakarta. Sebagai salah satu negara dengan kepulauan dan wilayah yang besar di dunia, Indonesia menyimpan potensi keindahan alam yang setiap tahunnya selalu muncul destinasi baru. Itu sebabnya, sektor pariwisata dijadikan sebagai leading sektor bagi perekonomian Indonesia.
Meski demikian, potensi keindahan Indonesia tersebut berada dalam bayang-bayang pusaran bencana alam seperti gempa bumi yang datangnya tidak dapat diprediksi. Pasalnya, dari program 10 Bali Baru yang dicanangkan oleh pemerintah 8 diantaranya merupakan daerah rawan gempa.
Hal ini disampaikan oleh Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam Focus Group Discussion (FGD) yang mengangkat tajuk “Jurnalisme Ramah Bencana” yang berlangsung hari ini Rabu (24/04/2018) di Hotel Sari Pacific, Jakarta.
Sutopo, menyebutkan, delapan daerah itu adalah Borobudur, Labuan Bajo, Bromo, Wakatobi, Mandalika, Danau Toba, Morotai, dan Tanjung Lesung. Kesepuluhnya rawan bencana, tapi untuk gempa, Bangka Belitung dan Kepulauan Seribu tidak.
“Daerah wisata rawan gempa bumi ini bukan berarti tidak dapat menjadi destinasi wisata. Namun, pemerintah, khususnya Kementerian Pariwisata (Kemenpar), harus berkoordinasi dengan BNPB untuk memasukkan poin-poin mitigasi bencana dalam rancangan penyusunan pembangunan 10 Bali Baru,” terang Sutopo.
Dalam kesempatan tersebut, Sutopo pun mengaku, jika selama ini Kemenpar belum berkoordinasi dengan BNPB terkait dengan rencana mitigasi di destinasi prioritas tersebut. Persoalan perancangan mitigasi di daerah wisata prioritas ini harus menjadi perhatian serius. Sebab, ini menyangkut hajat hidup para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Untuk itu, dirinya berharap ada kajian yang lebih serius untuk 10 destinasi Bali Baru setelah terjadi komunikasi antara Kemenpar dan BNPB. Bahkan ia meminta, perencanaan mitigasi bencana di daerah terkait disusun di level pusat.
Sementara itu, Arief Yahya, Menteri Pariwisata, dalam kesempatan yang sama, menuturkan, bahwa pihaknya telah menganggarkan dana khusus untuk kebencanaan sebesar Rp100 miliar dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2018 dan telah dianggarkan kembali dalam RAPBN 2019.
Dana tersebut, digunakan untuk mitigasi bencana seperti penanganan saat bencana dan pasca-bencana. “Misalnya menjamin wisatawan mendapatkan transportasi ke terminal terdekat dan memperoleh hotel gratis pada saat hari Itu terjadi bencana dan di lokasi bencana,” pungkas Menpar Arief. [Fatkhurrohim]