Kenali Disinfodemi Dan Waspadai Bahayanya
WARTAEVENT.com – Bandung. Infodemi ialah informasi dan epidemi yang biasanya mengacu pada penyebaran yang cepat dan jauh dari informasi yang akurat dan tidak akurat tentang sesuatu seperti penyakit. Dalam hal ini, Indonesia dan dunia tengah dilanda by pandemi Covid-19, infodemi mengenai Covid-19 memang yang paling banyak diburu oleh masyarakat hingga tidak jarang mereka juga mendapat infodemi yang tidak benar.
Tidak hanya pandemi penyakit, Covid-19 juga menyebabkan disinformasi pandemi atau disinfodemi yang secara langsung berdampak pada kehidupan banyak orang.
Ari B. Wibowo Kepala bidang kemitraan Siberkreasi mengtakan, kebohongan dan kesalahan informasi telah terbukti mematikan dan menyebarkan keresahan dan kepanikan di masyarakat. Jika informasi memberdayakan maka disinformasi itu dapat melemahkan.
Infodemi sama bahayanya dengan virus itu sendiri bahkan dari WHO pun menyebutkan mereka tidak hanya memerangi epidemi tapi juga sedang melawan disinfodemi. Sebab berita palsu itu menyebar lebih cepat dan lebih mudah daripada virus ini dan tentu sama berbahayanya.
“Meskipun kita akan 2 tahun adanya pandemi Covid-19 di dunia ini namun infodemi ini tidak pernah hilang. Selama ada yang masih tidak percaya dengan Covid-19 serta menyebarkannya dan masyarakat lain yang tidak memverifikasi informasi yang didapat disinfodemi ini masih akan terus hadir,” jelasnya saat di webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (07/10/2021) pagi.
Padahal dampak disinfodemi ini dapat memicu kepanikan dalam masyarakat. Kepanikan ini didasarkan karena kebingungan mereka di satu sisi pemerintah mengatakan Covid-19 berbahaya tapi mereka mendapat informasi simpang-siur bahwa tidak bahaya. Banyak masyarakat menjadi bingung dan malah panik karena bingung apa yang mereka harus mereka lakukan. Akhirnya ada juga beberapa pihak yang menyepelekan Covid-19, merasa tidak penting lagi memakai masker dan sudah berkerumun karena ada disinfodemi tersebut.
“Dampak infodemi lainnya akhirnya juga masyarakat ada yang tidak mau divaksin karena informasi-informasi yang mengatakan bahwa vaksin itu bisa mengakibatkan efek-efek yang berat bahkan kematian. Padahal vaksin itu sebenarnya tergantung pada daya tahan tubuh seseorang tidak bisa disamaratakan dan tidak ada yang menyebabkan kematian,” ungkap Ari.
Tentunya disinfodemi atau hoax yang merajalela ini bisa mengancam keselamatan diri keluarga dan lingkungan karena mereka menjadi abai terhadap protokol kesehatan, menyepelekan covid dan tidak mau divaksin.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (07/10/2021) pagi, juga menghadirkan pembicara, Dudi Rustandi (dosen Telkom University), dr. Frendy Winardi (founder Royals Rejuvia), Ria Aryanie (praktisi Humas dan Komunikasi), dan Aflandita sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.
Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)