WARTAEVENT.com – Malang. Adanya smartphone dan internet memang sangat memudahkan kehidupan sehari-hari. Namun, penggunaannya pun perlu adanya batasan. Sebab, jika tidak, hal ini justru bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Hal itu dikatakan, Sandi Reza Fahmi (Content Creator) sebagai Key Opinion Leader, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 untuk wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (30/11/2021).
Selain pekerjaannya terganggu, seseorang yang kecanduan internet bisa saja lupa makan karena asyik bermain game atau melihat media sosial. Kecanduan internet terjadi karena adanya pengalaman yang menyenangkan sehingga merangsang produksi dopamin.
“Ketergantungan ini lantas menumpuk karena keinginan seseorang mencapai respons yang menyenangkan,” papar Sandi Reza Fahmi seorang Content Creator ketika berbicara sebagai Key Opinion Leader dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (30/11/2021).
Lanjutnya, hanya memeriksa email setiap hari untuk pekerjaan bukan termasuk gangguan. Sebab, gangguan kecanduan internet biasanya telah berdampak pada hubungan pribadi, kehidupan sekolah, dan pekerjaan.
Berikut beberapa gejala kecanduan internet secara emosional yang perlu diketahui:
- Depresi
- Ketidakjujuran
- Perasaan bersalah
- Kegelisahan
- Perasaan euforia saat menggunakan komputer
- Ketidakmampuan untuk memprioritaskan atau menjaga jadwal
- Mengisolasi diri
- Lemah pertahanan diri
- Menghindari pekerjaan
- Agitasi Perubahan suasana hati
- Takut Larut dalam kesendirian
- Kebosanan dengan tugas rutin
- Sering menunda.
Sementara itu, gejala fisik gangguan kecanduan internet di antaranya:
- Sakit punggung
- Sindrom terpal carpal
- Sakit kepala Insomnia
- Nutrisi buruk (gagal makan atau makan berlebihan untuk menghindari komputer)
- Kebersihan pribadi buruk (misal: tidak mandi untuk tetap online)
- Sakit leher
- Mata kering dan masalah penglihatan lainnya
Presiden Joko Widodo saat membuka webinar Gerakan Nasional Literasi Digital, mengatakan, tantangan di ruang digital semakin besar, konten-konten negatif terus bermunculan dan kejahatan di ruang digital terus meningkat. “Menjadi kewajiban kita bersama untuk meningkatkan kecakapan digital masyarakat melalui literasi digital,” ujar Jokowi.
Presiden mencontohkan konten-konten negatif yang marak muncul di ruang digital, seperti hoaks, penipuan daring, perjudian daring, eksploitasi seksual pada anak, perundungan siber, ujaran kebencian, hingga radikalisme berbasis digital.
Presiden juga berharap gerakan literasi digital akan terus membesar dan bisa mendorong berbagai inisiatif lain untuk melakukan kerja-kerja konkret. Masyarakat pun semakin cakap memanfaatkan internet untuk berbagai kegiatan edukatif dan produktif.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (30/11/2021) juga menghadirkan pembicara, Ervita Delima Sari (Sosial Media Specialist PT Pos Indonesia), Eni Mahzumah (Guru SMKN 1 Tambakboyo), Zulham Mubarak (Ketua Umum Milenial Utas & Komisaris PT. Agranirwasita Technology Indonesia), dan Puspo Hudyatmoko (Manager Operasional LPK PARCO Laut & Assesor Kompetensi).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. [*]