Ketergantungan Gadget Dampaknya Bisa Mengalami Fear of Missing Out
WARTAEVENT.com, Kabupaten Blitar – Anak milenial menjadi fokus terbesar dalam literasi digital. Karena pengguna gawai dan internet menurut banyak data berasal di usia muda. Namun tanpa literasi digital yang baik, para milenial seperti tersesat dalam dunia digital. Gawai dan internet digunakan lebih besar untuk bermain game dan berselancar di media sosial ketimbang belajar / mencari ilmu.
Lintang Ratri. Dosen Ilmu Komunikasi UNDIP, Litbang MAFINDO, Tim Riset Japelidi mengungkapkan anak milenial sekarang mengalami FOMO (Fear of Missing Out). Kecemasan karena terasa tertinggal dari yang lain atau ketinggalan hal-hal seru. Mereka menjadi risau ketika sebentar saja tidak membuat media sosial.
“Ciri-ciri FOMO, tidak bisa lepas dari ponsel, sangat panik kalau ponsel ketinggalan, kesal jika teman melakukan hal tanpa dirinya, khawatir jika melihat orang lain terlihat bahagia dan merasakan kepuasan besar daripada mereka. Mereka ingin berhubungan dengan medsos terus menerus, terutama untuk melihat respon orang lain terhadap eksistensinya,” ujar Lintang dalam Webinar Literasi Digital berlangsung di wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada Selasa (8/6/2021).
FOMO ini harus diubah karena sangat merugikan pribadi. FOMO bisa digantikan menjadi JOMO alias Joy of Missing Out dengan mengubah beberapa kebiasaan. Seperti menjauhkan ponsel ketika sedang bekerja, kecilkan atau matikan nada dering atau notifikasi agar tidak terganggu. Sambungkan aplikasi chatting di ponsel dengan laptop yang kamu gunakan agar kamu masih tetap berkomunikasi tanpa tergoda membuka media sosial lain.
“Matikan notifikasi media sosial. Batasi penggunaan media sosial. Bersikaplah sungguh-sungguh dengan waktu. Jadwalkan hal-hal yang penting seperti berolahraga, bertemu teman untuk minum kopi, menulis buku atau menyelesaikan pekerjaan. Jadikan waktu prioritas Anda,” tegas Lintang.
Kehidupan nyata bagaimana pun tetap lebih pentning ketimbang media sosial. Maka di dunia nyata seharusnya segala prioritas dijalankan. Alihkan perhatian dengan melakukan hal yang disuka misalkan memasak, berkebun atau menghabiskan waktu bersama keluarga.
Gerakan Literasi Digital Nasional 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Webinar kali ini juga mengundang narasumber Muh Nur Fajar Muharom (Relawan TIK, Project Manager Diski Kreasi, Founder Jawaradigital.id), Vivid Sambas (Komite Edukasi Mafindo) dan Loina Lalolo Krina Perangin-angin (SGU, Mafindo, Tular Nalar).
Gerakan Literasi Digital Nasional 2021 merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia Kegiatan ini diprakarsai Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo RI) bersama Sinerkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada tahun 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.