Kiat Hindari Penipuan di Media Sosial
WARTAEVENT.COM, Kab. Bondowoso – Tingkat serangan yang sangat tinggi pada login media sosial menunjukkan banyaknya akun media sosial yang dikompromikan oleh para peretas.
Menurut Tino Agus Salim, Profesional Trainer & Motivator, para pengguna berhati-hatilah dengan seberapa banyak informasi pribadi yang dibagikan di situs media sosial.
“Penipu dapat menggunakan informasi dan gambar Anda untuk membuat identitas palsu atau menargetkan Anda dengan penipuan,” ujar Tino, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Rabu (27/10/2021).
Ia mengatakan, pengguna harus meninjau pengaturan privasi dan keamanan di media sosial. Jika menggunakan situs jejaring sosial, seperti Facebook, berhati-hatilah dengan siapa terhubung dan pelajari cara menggunakan pengaturan privasi dan keamanan untuk memastikan tetap aman.
“Waspada saat berurusan dengan kontak yang tidak dikenal dari orang atau bisnis, apakah itu melalui telepon, melalui surat, email, secara langsung, atau di situs jejaring sosial, selalu pertimbangkan kemungkinan bahwa pendekatan itu mungkin scam,” paparnya.
Ia menyarankan pengguna tahu dengan siapa berhadapan. Jika hanya pernah bertemu seseorang secara daring atau tidak yakin dengan legitimasi bisnisnya, luangkan waktu untuk melakukan sedikit riset lebih lanjut.
“Lakukan pencarian gambar Google di foto atau cari di internet apakah ada orang lain yang mungkin pernah berurusan dengan mereka. Jika sebuah pesan atau email berasal dari seorang teman dan tampaknya tidak biasa atau tidak sesuai dengan karakter mereka, hubungi teman Anda secara langsung untuk memeriksa apakah sebenarnya mereka yang mengirimnya,” jelasnya.
Lanjutnya, jangan buka teks yang mencurigakan, pop-up windows atau klik tautan atau lampiran dalam email. Hapuslah jika tidak yakin, verifikasi identitas kontak melalui sumber independen seperti buku telepon atau pencarian daring. Jangan gunakan detail kontak yang disediakan dalam pesan yang dikirimkan dari orang lain.
“Amankan perangkat seluler dan komputer Anda. Selalu gunakan perlindungan kata sandi, jangan berbagi akses dengan orang lain termasuk dari jarak jauh, perbarui perangkat lunak keamanan dan buat cadangan data. Lindungi jaringan Wi-Fi dengan kata sandi dan hindari menggunakan komputer umum atau hotspot Wi-Fi untuk mengakses akun perbankan online atau memberikan informasi pribadi,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, para pengguna juga harus berhati-hati saat berbelanja daring. Waspadalah terhadap penawaran yang tampaknya too good to be true, dan selalu gunakan layanan belanja daring yang Anda kenal dan percayai.
“Jangan pernah mengirim uang atau memberikan detail kartu kredit, detail akun daring, atau salinan dokumen pribadi kepada siapa pun yang tidak Anda kenal atau percayai. Jangan setuju untuk mentransfer uang atau barang untuk orang lain: pencucian uang adalah tindak pidana,” ujarnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Rabu (27/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Miswanto (Wakil Sekjen PP Pandu Nusa, Tim Pengembang Kurikulum Kemdikbud), Danis Kirana (Co-Founder Dako Brand & Communication), Ns. Destia Widyarani (Dosen Prodi D3 Keperawatan Universitas Bondowoso), dan Anjani Adyalaksmini (CMO at PT. Laksmindo Bahtera) sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. BerlAndaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.